Laman

Sabtu, 05 Januari 2013

Memelukmu Bahagia Ku


Saat seseorang sudah pergi dari kita, tak banyak yang dapat kita lakukan. Kita hanya mampu melakukan beberapa hal, tapi tak ada kontak langsung dengannya. Hanya dari jauh dan entah tersampaikan dengan baik atau tidak.

Seperti sesuatu yang saya lakukan pada seseorang yang sangat saya sayangi. Seseorang yang sudah mendidik saya dari kecil sampai dewasa. Satu hal yang dapat saya lakukan untuknya, dan yang insyaallah sampai kepadanya dengan baik. Ya, saya hanya mampu memeluknya dengan do'a-do'a yang selalu terucap saat sholat ataupun saat berdo'a. Hanya hal tersebutlah yang dapat saya berikan untuk beliau setelah beliau meninggalkan kami.

Setelah sholat, saya hanya mampu mengucap kata untuk ibu agar Allah mengampuni dosa-dosanya, agar Allah mampu menerima semua amalan-amalan ibu; membacakannya surat al-Fatihah ataupun membacakan surat Yaasin untuknya. Terkadang saya datang ke makam beliau, menyapa beliau disebelah gundukan tanah yang diatasnya terdapat batu nisan putih bertuliskan nama ibu.

Seperti itulah yang dapat saya lakukan untuknya. Hanya mampu memeluknya dari jauh dengan do'a-do'a. Hanya mampu mengingat berbagai kenangan-kenangan yang sudah tercipta.

Saya sangat salut mendengar cerita dari almarhumah nenek ataupun dari almarhumah ibu saya sendiri. Sama seperti dengan saya, Ibu juga terlahir di Ponorogo. Kami sama-sama pernah merasakan hidup di bawah kaki gunung. Jauh dari hal-hal modern, jauh dari kota, jauh dari teknologi. Ibu bersekolah di Sekolah Guru Olahraga atau sering disebut SGO di Kota Madiun. Seminggu sekali biasanya ibu pulang, menitipkan sepeda onthelnya di daerah yang dekat dengan tempat bus lalu lalang. Saya masih ingat, ibu dulu membawa beras satu kantong kresek dan uang 500 perak. Hanya itu. 2 barang yang sekarang sudah tidak laku untuk kehidupan masa kini.

Hebatnya, beliau seorang ibu yang tak pernah menyerah, tak pernah mengeluh, tak pernah menangis, dan bertanggung jawab. Sungguh, beliau adalah manusia yang sempurna diantara manusia yang tak sempurna. Seharusnya saya harus benar-benar bersyukur saat Allah memberikannya pada saya, menjadikan beliau sebagai ibu terbaik.

Untuk beliau, seseorang yang sangat saya hormati dan saya sayangi. Ibu, kami disini merindukanmu. Kami hanya berharap ibu tenang disana, ibu bahagia disana. Kami ingin tumbuh dewasa, bisa meraih segala mimpi kami, membahagiakan bapak, saudara-saudara, dan semua orang yang ada disekitar kami. Kami ingin membahagiakan ibu yang sudah kembali pada-Nya. Kami tak ingin melihat ibu bersedih dan menangis disana. Kami berusaha, untuk ibu, untuk bapak, dan untuk mimpi-mimpi kami.


Ibu, saya akan selalu memelukmu dengan do’a-do’a terindah.
Bahagia disana, Ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)