Saat seseorang sudah pergi dari kita, tak banyak yang dapat kita
lakukan. Kita hanya mampu melakukan beberapa hal, tapi tak ada kontak langsung
dengannya. Hanya dari jauh dan entah tersampaikan dengan baik atau tidak.
Seperti sesuatu yang saya lakukan pada seseorang yang
sangat saya sayangi. Seseorang yang sudah mendidik saya dari kecil sampai
dewasa. Satu hal yang dapat saya lakukan untuknya, dan yang insyaallah sampai
kepadanya dengan baik. Ya, saya hanya mampu memeluknya dengan do'a-do'a yang
selalu terucap saat sholat ataupun saat berdo'a. Hanya hal tersebutlah yang
dapat saya berikan untuk beliau setelah beliau meninggalkan kami.
Setelah sholat, saya hanya mampu mengucap kata untuk
ibu agar Allah mengampuni dosa-dosanya, agar Allah mampu menerima semua
amalan-amalan ibu; membacakannya surat al-Fatihah ataupun membacakan surat
Yaasin untuknya. Terkadang saya datang ke makam beliau, menyapa beliau
disebelah gundukan tanah yang diatasnya terdapat batu nisan putih bertuliskan
nama ibu.
Seperti itulah yang dapat saya lakukan untuknya. Hanya
mampu memeluknya dari jauh dengan do'a-do'a. Hanya mampu mengingat berbagai
kenangan-kenangan yang sudah tercipta.
Saya sangat salut mendengar cerita dari almarhumah nenek
ataupun dari almarhumah ibu saya sendiri. Sama seperti dengan saya, Ibu juga
terlahir di Ponorogo. Kami sama-sama pernah merasakan hidup di bawah kaki
gunung. Jauh dari hal-hal modern, jauh dari kota, jauh dari teknologi. Ibu
bersekolah di Sekolah Guru Olahraga atau sering disebut SGO di Kota Madiun.
Seminggu sekali biasanya ibu pulang, menitipkan sepeda onthelnya di daerah yang dekat dengan tempat
bus lalu lalang. Saya masih ingat, ibu dulu membawa beras satu kantong kresek dan uang 500 perak. Hanya itu. 2
barang yang sekarang sudah tidak laku untuk kehidupan masa kini.
Hebatnya, beliau seorang ibu yang tak pernah menyerah,
tak pernah mengeluh, tak pernah menangis, dan bertanggung jawab. Sungguh,
beliau adalah manusia yang sempurna diantara manusia yang tak sempurna.
Seharusnya saya harus benar-benar bersyukur saat Allah memberikannya pada saya,
menjadikan beliau sebagai ibu terbaik.
Untuk beliau, seseorang yang sangat saya hormati dan
saya sayangi. Ibu, kami disini merindukanmu. Kami hanya berharap ibu tenang
disana, ibu bahagia disana. Kami ingin tumbuh dewasa, bisa meraih segala mimpi
kami, membahagiakan bapak, saudara-saudara, dan semua orang yang ada disekitar
kami. Kami ingin membahagiakan ibu yang sudah kembali pada-Nya. Kami tak ingin
melihat ibu bersedih dan menangis disana. Kami berusaha, untuk ibu, untuk bapak,
dan untuk mimpi-mimpi kami.
Ibu, saya akan selalu
memelukmu dengan do’a-do’a terindah.
Bahagia disana, Ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.
And thanks for your visiting! :)