Laman

Senin, 24 Desember 2012

rapuh



Rasa ini begitu sederhana, tapi jika tidak diungkapkan juga akan menyakiti diri sendiri. Yang sederhana malah sulit untuk diterima, sulit untuk diciptakan, juga sulit untuk diungkapkan. Hanya satu yang ingin saya ungkapkan. Saya merindukan kamu. Sosok yang beberapa minggu ini mampu membuat saya menjadi seseorang yang benar-benar hidup. Saya mampu tersenyum lagi. Saya mampu tertawa tanpa batas, tanpa hambatan. Karena mu. Luka yang dulu pernah tercipta dan berbekas, sekarang sudah menghilang. Karena mu juga. Kamu memang tak seperti yang lain. Kamu berbeda. Kamu menyejukkan seperti angin sore. Kamu menenangkan seperti senja. Kamu membuat saya rindu seperti saya merindukan bau tanah kering yang tiba-tiba diguyur hujan, memabukkan.



Akankah keadaan mengubah semua ini? Hal yang jelas-jelas sudah terjadi. Ataukah keyakinan yang akan mengubah peristiwa ini? Dari kedua pertanyaan itu, saya tak mau memilih keduanya. Kedua hal tersebut sama-sama menyakitkan. Sama-sama berujung pada sebuah kesakitan.

Tetapi jika melihat realita, saya memang tak bisa memilih diantara kedua hal tersebut. Melainkan kedua hal tersebut yang memilih saya. Mereka mendekati saya, keadaan dan keyakinan. Mereka membuat dia menjadi berubah. Entah ini perasaan atau memang kenyataan. Sepertinya ini memang nyata. Ini memang terjadi. Dia berubah. Dia bukan yang dulu, yang pertama kali saya kenal. Seperti ada tembok besar yang menahannya. Seperti ada benda gelap yang menutupinya. Seperti ada jarak yang tercipta. Semua hal itu tak bisa dilihat secara kasat mata, tapi mampu untuk dirasakan.

Dan sekarang, hal apa yang harus dilakukan? Hanya hati kita yang dapat menjawab. Hati kita tak akan pernah dan tak akan mungkin berbohong.

pic by imgfave.com

2 komentar:

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)