imgfave.com |
“Hai.” Sapa lelaki disamping Rinda.
“Mahasiswa baru?”
Rinda mengangguk. Tetap dengan
senyuman.
“Jurusan apa?”
“Telekomunikasi. Kakak?”
“Elektro Industri.”
“Oh. Iya.”
Rinda melanjutkan membaca novel
yang dia bawa kemanapun, termasuk ke kampus. Saat
tak ada mata kuliah seperti ini, Rinda lebih memilih berdiam diri di
perpustakaan D4 yang lebih nyaman dibandingkan dengan perpustakaan D3. Membaca
novel dapat menyegarkan otaknya setelah memakan berbagai rumus-rumus
Elektromagnetik, berbagai rangkaian listrik, Dasar Pemrograman, dan sebagainya.
“Serius banget baca novelnya.”
“Hm, iya kak.”
“Nama kamu siapa?”
“Rinda.”
“Tomi.”
“Salam kenal, Kak Tomi.”
“Salam kenal juga, Rinda.”
Ada kecocokan disana. Mata mereka
bertemu. Bercerita. Mengungkapkan sesuatu yang tak bisa dianalisa dengan mudah.
Hanya bisa ditangkap dengan hati.
Tomi. Ternyata dia baik. Supel.
Saat berbicara, secara tak langsung wibawanya benar-benar tercipta.
Kedewasaannya muncul ke permukaan. Namun tetap ada humor yang tercipta. Tomi
dapat membuat Rinda tertawa. Bahagia. Sungguh sangat sederhana.
Rinda. Tipikal perempuan yang mudah
beradaptasi dengan keadaan dan lingkungan baru. Mampu membuat semua orang
tertarik saat dia berbicara dengan kebijaksanaannya. Murah senyum. Ramah terhadap
semua orang termasuk orang baru dalam lingkungannya. Tipikal leader. Sempurna.
Mereka berbeda jurusan. Sehingga
jarang sekali bertemu saat perkuliahan berlangsung. Lab yang dipakai Rinda
berada di lantai 2 Gedung D4. Sedangkan Lab yang dipakai Tomi berada di lantai
1, di gedung yang sama. Terkadang mereka juga berada di gedung D3. Namun disana
mereka juga tidak pernah bertemu. Tomi dan Rinda lebih sering bertemu di
perpustakaan D4. Ruangan besar yang terletak di depan BAAK, berhadapan langsung
dengan gerbang D4 dari arah utara.
Saat bertemu, sering kali mereka
bercerita mengenai pengalaman-pengalaman yang sudah mereka dapat. Tomi berbagi
mengenai ORMAWA (Organisasi Mahasiswa) sedangkan Rinda bercerita mengenai EEPIS
Choir yang sedang dia ikuti. Salah satu UKM yang mempunyai prospek bagus dan
penuh kedisiplinan.
Tomi. Rinda. Saling memberikan
perhatian yang tidak bisa didapat dari siapapun. Mereka saling mengerti. Saling
mengingatkan pada hal-hal yang sederhana namun penting.
Cerita baru akan dimulai. Dua pasang
mata yang akan saling menguatkan, saling bertukar pikiran, saling bercerita. Dua
tubuh yang akan saling menghangatkan saat mereka dalam sepi.
Rinda turun dari lantai 3 setelah
mengikuti mata kuliah Pengukuran Listrik di ruangan B 303. Menuju ke
perpustakaan, tempat teristimewa baginya. Rinda menemukan cinta disana. Hari
ini dia hanya kuliah sampai pukul 11:20. Sehingga Rinda bisa menghabiskan waktu
sesuka hati untuk membaca novel. Waktu seperti ini sangat berharga. Sebab
biasanya Rinda kuliah dari pukul 08:00 sampai pukul 16:30 sehingga Rinda tak
dapat menginjakkan kaki di tempat peminjaman buku mahasiswa ini.
Sesampainya di lantai satu, Rinda
mengarahkan kaki ke hall D4 dan segera menuju perpustakaan. Rinda meletakkan
sepatunya di rak-rak yang tertata rapi. Hari ini sepi. Batinnya. Sebab rak
sepatu mahasiswa terlihat kosong di sisi kanan maupun sisi kiri pintu masuk.
“Semoga kamu di dalam.”
Rinda meletakkan tas dan jaket di
tempat yang sudah disediakan. Dia mengambil novel dan ponselnya. Diperhatikan beberapa
mahasiswa yang ada disekitarnya. Tak ada yang memakai jaket merah. Hanya ada
hijau, kuning, dan biru. Ada beberapa mahasiswa baru juga yang terlihat. Ah! Sayang
sekali yang dicari tak dapat ditemukan.
Seperti ada magnet yang menariknya.
Biasanya perpustakaan selalu menggodanya. Namun berbeda dengan hari ini. Tak
ada nafsu walau hanya untuk duduk sebentar dan berbicara dengan mahasiswa yang
lain. Dia berbalik, mengambil langkah. Pergi meninggalkan perpustakaan.
Pikirannya berkecamuk. Hatinya tak
tenang. Menangkap suatu keanehan.
“Kemana kamu siang ini?”
Esoknya, Rinda sengaja datang lebih
pagi. Dia mendekati tempat yang mempertemukannya dengan Tomi.
Tidak ada.
“Sibuk dengan ORMAWA?”
Tak ada harapan. Rinda berbalik
arah dan menuju ke Lab Antena dan Propagansi di Gedung D3.
“Semoga praktikum dapat mengalihkan
otak dan hati dari hal-hal tolol seperti ini.”
Praktikum memang berjalan lancar. Namun
masih saja ada rasa yang mengganjal. Tomi. Rinda benar-benar mencarinya. Beberapa
hari ini dia selalu menyambangi perpustakaan D4 namun Rinda tak menemukan Tomi
disana. Pernah pula dia menunggu dari perpustakaan dibuka sampai kemudian
ditutup, Rinda tetap tak menemukan Tomi. Sebenarnya kemana dia?
Saat rasa itu datang, ternyata sang
Tuan malah pergi. Meninggalkan bekas luka padahal rasa baru saja tercipta. Keindahan
duniawi yang nyata, cinta. Rinda mencoba menikmati goresan yang tercipta setiap
incinya. Membiarkan noise melewati antena pemancar dan antena penerima. Atau bahkan
noise menghancurkan keduanya. Berusaha menghadapi. Berusaha menghayati. Berusaha
menikmati. Walau hati perih.
Waktu terus berlanjut. Merusak hati
yang sudah menanti.
Terlihat namun tak dapat disentuh.
Mengawasi dari jauhlah yang bisa Rinda lakukan. Merindukan dari jarak yang tak diketahui,
dari sisi yang tak diketahui pula. Entah Tomi merindukan
Rinda seperti Rinda merindukan Tomi atau tidak.
“Silahkan kamu dengan wanita lain. Mungkin rasanya lebih
kekal dibanding dengan rasaku.”
"Saat rasa itu datang, ternyata sang Tuan malah pergi. Meninggalkan bekas luka padahal rasa baru saja tercipta."
BalasHapusDalem bes kata2 itu :D
Amin. Hehe Terimakasih ya. :)
BalasHapus