Laman

Senin, 28 Januari 2013

Merah Hijau

imgfave.com

“Hai.” Sapa lelaki disamping Rinda.

Rinda hanya memberikan seulas senyuman. Tak ingin memberikan keributan kecil di perpustakaan D4.

“Mahasiswa baru?”

Rinda mengangguk. Tetap dengan senyuman.

“Jurusan apa?”

“Telekomunikasi. Kakak?”

“Elektro Industri.”

“Oh. Iya.”

Rinda melanjutkan membaca novel yang dia bawa kemanapun, termasuk ke kampus. Saat tak ada mata kuliah seperti ini, Rinda lebih memilih berdiam diri di perpustakaan D4 yang lebih nyaman dibandingkan dengan perpustakaan D3. Membaca novel dapat menyegarkan otaknya setelah memakan berbagai rumus-rumus Elektromagnetik, berbagai rangkaian listrik, Dasar Pemrograman, dan sebagainya.


“Serius banget baca novelnya.”

“Hm, iya kak.”

“Nama kamu siapa?”

“Rinda.”

“Tomi.”

“Salam kenal, Kak Tomi.”

“Salam kenal juga, Rinda.”

Ada kecocokan disana. Mata mereka bertemu. Bercerita. Mengungkapkan sesuatu yang tak bisa dianalisa dengan mudah. Hanya bisa ditangkap dengan hati.

Tomi. Ternyata dia baik. Supel. Saat berbicara, secara tak langsung wibawanya benar-benar tercipta. Kedewasaannya muncul ke permukaan. Namun tetap ada humor yang tercipta. Tomi dapat membuat Rinda tertawa. Bahagia. Sungguh sangat sederhana.

Rinda. Tipikal perempuan yang mudah beradaptasi dengan keadaan dan lingkungan baru. Mampu membuat semua orang tertarik saat dia berbicara dengan kebijaksanaannya. Murah senyum. Ramah terhadap semua orang termasuk orang baru dalam lingkungannya. Tipikal leader. Sempurna.

Mereka berbeda jurusan. Sehingga jarang sekali bertemu saat perkuliahan berlangsung. Lab yang dipakai Rinda berada di lantai 2 Gedung D4. Sedangkan Lab yang dipakai Tomi berada di lantai 1, di gedung yang sama. Terkadang mereka juga berada di gedung D3. Namun disana mereka juga tidak pernah bertemu. Tomi dan Rinda lebih sering bertemu di perpustakaan D4. Ruangan besar yang terletak di depan BAAK, berhadapan langsung dengan gerbang D4 dari arah utara.

Saat bertemu, sering kali mereka bercerita mengenai pengalaman-pengalaman yang sudah mereka dapat. Tomi berbagi mengenai ORMAWA (Organisasi Mahasiswa) sedangkan Rinda bercerita mengenai EEPIS Choir yang sedang dia ikuti. Salah satu UKM yang mempunyai prospek bagus dan penuh kedisiplinan.

Tomi. Rinda. Saling memberikan perhatian yang tidak bisa didapat dari siapapun. Mereka saling mengerti. Saling mengingatkan pada hal-hal yang sederhana namun penting.

Cerita baru akan dimulai. Dua pasang mata yang akan saling menguatkan, saling bertukar pikiran, saling bercerita. Dua tubuh yang akan saling menghangatkan saat mereka dalam sepi.

Rinda turun dari lantai 3 setelah mengikuti mata kuliah Pengukuran Listrik di ruangan B 303. Menuju ke perpustakaan, tempat teristimewa baginya. Rinda menemukan cinta disana. Hari ini dia hanya kuliah sampai pukul 11:20. Sehingga Rinda bisa menghabiskan waktu sesuka hati untuk membaca novel. Waktu seperti ini sangat berharga. Sebab biasanya Rinda kuliah dari pukul 08:00 sampai pukul 16:30 sehingga Rinda tak dapat menginjakkan kaki di tempat peminjaman buku mahasiswa ini.

Sesampainya di lantai satu, Rinda mengarahkan kaki ke hall D4 dan segera menuju perpustakaan. Rinda meletakkan sepatunya di rak-rak yang tertata rapi. Hari ini sepi. Batinnya. Sebab rak sepatu mahasiswa terlihat kosong di sisi kanan maupun sisi kiri pintu masuk.

“Semoga kamu di dalam.”

Rinda meletakkan tas dan jaket di tempat yang sudah disediakan. Dia mengambil novel dan ponselnya. Diperhatikan beberapa mahasiswa yang ada disekitarnya. Tak ada yang memakai jaket merah. Hanya ada hijau, kuning, dan biru. Ada beberapa mahasiswa baru juga yang terlihat. Ah! Sayang sekali yang dicari tak dapat ditemukan.

Seperti ada magnet yang menariknya. Biasanya perpustakaan selalu menggodanya. Namun berbeda dengan hari ini. Tak ada nafsu walau hanya untuk duduk sebentar dan berbicara dengan mahasiswa yang lain. Dia berbalik, mengambil langkah. Pergi meninggalkan perpustakaan.

Pikirannya berkecamuk. Hatinya tak tenang. Menangkap suatu keanehan.

“Kemana kamu siang ini?”

Esoknya, Rinda sengaja datang lebih pagi. Dia mendekati tempat yang mempertemukannya dengan Tomi.
Tidak ada.

“Sibuk dengan ORMAWA?”

Tak ada harapan. Rinda berbalik arah dan menuju ke Lab Antena dan Propagansi di Gedung D3.

“Semoga praktikum dapat mengalihkan otak dan hati dari hal-hal tolol seperti ini.”

Praktikum memang berjalan lancar. Namun masih saja ada rasa yang mengganjal. Tomi. Rinda benar-benar mencarinya. Beberapa hari ini dia selalu menyambangi perpustakaan D4 namun Rinda tak menemukan Tomi disana. Pernah pula dia menunggu dari perpustakaan dibuka sampai kemudian ditutup, Rinda tetap tak menemukan Tomi. Sebenarnya kemana dia?

Saat rasa itu datang, ternyata sang Tuan malah pergi. Meninggalkan bekas luka padahal rasa baru saja tercipta. Keindahan duniawi yang nyata, cinta. Rinda mencoba menikmati goresan yang tercipta setiap incinya. Membiarkan noise melewati antena pemancar dan antena penerima. Atau bahkan noise menghancurkan keduanya. Berusaha menghadapi. Berusaha menghayati. Berusaha menikmati. Walau hati perih.

Waktu terus berlanjut. Merusak hati yang sudah menanti.

Terlihat namun tak dapat disentuh. Mengawasi dari jauhlah yang bisa Rinda lakukan. Merindukan dari jarak yang tak diketahui, dari sisi yang tak diketahui pula. Entah Tomi merindukan Rinda seperti Rinda merindukan Tomi atau tidak.

“Silahkan kamu dengan wanita lain. Mungkin rasanya lebih kekal dibanding dengan rasaku.”

2 komentar:

  1. "Saat rasa itu datang, ternyata sang Tuan malah pergi. Meninggalkan bekas luka padahal rasa baru saja tercipta."
    Dalem bes kata2 itu :D

    BalasHapus

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)