Hatiku jatuh di kamu. Sesederhana
inikah perasaan yang bernama cinta? Perasaan yang membuat beberapa orang
terbang dan jatuh. Bagi mereka yang kuat dan tahan banting; layaknya batu, kemanapun
cinta itu berlari pasti akan dia kejar. Pasti akan dia raih dengan berbagai
usaha. Usaha yang bernilai, bukan 0 Joule. Usaha
yang didapatkan dari perkalian antara gaya
dan perpindahan. Jika tak ada gaya dan perpindahan, maka tak akan menimbulkan usaha. Cinta tak akan terkejar, tak akan tercipta. Seperti itu.
Bagiku, cinta seperti rangkaian seri. Menjumlahkan resistor
satu dengan resistor yang lain secara murni. Bukan seperti rangkaian paralel yang menjumlahkan nilai resistor yang satu dengan
yang lainnya dengan langkah membagi
terlebih dahulu. Jadi cinta itu
menyatukan. Bukan memisahkan. Apalagi menyakiti. Terlebih membagi. Bukan! Bukan
itu!
Mengenal. Dekat. Bersatu. Berpisah.
Itukah proses mencintai seseorang? Jika memang iya, kenapa harus berpisah? Bukankah
cinta menyatukan aku dan kamu. Menyatukan kita dengan semesta.
Aku berharap di kamu. Aku
terlalu mencintaimu sehingga aku sudah tak menganggap air mata begitu berharga.
Air mata bagiku tak penting lagi! Aku tak mau munafik. Aku memang menangisimu. Aku
mengasihimu. Kamu, terlalu berharga untuk aku lupakan.
Kamu datang sesukamu tanpa
alasan. Aku mencintaimu juga tanpa alasan. Kamu membuatku begitu nyaman saat
kita bersama. Saat kita bersatu. Kamu mengertiku dengan cara yang berbeda. Perhatianmu
benar-benar membuatku melayang hingga aku lupa bagaimana aku harus menangis
karena tersakiti.
Apa aku kurang sabar hingga kamu
dengan tiba-tiba meninggalkanku? Dengan tanpa alasan? Untuk kali ini aku muak akan
kata-kata “tanpa alasan”. Kepergianmu membutuhkan alasan logis yang bisa aku
terima dengan pikiran sekalut ini.
Masih pantaskah lelaki sepertimu
ku pertahankan? Masih pantaskan aku menangis bermalam-malam hanya karena kamu
telah pergi, telah meninggalkanku, dan mengejar kebahagianmu? Kamu mengejar
kebahagiaan! Aku disini juga ingin mengejar kebahagiaan! Kebagaiaanku kamu! Ketahuilah
itu!
Untuk sahabat saya,
pahamilah kamu tidak sendiri.
picture by imgfave.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.
And thanks for your visiting! :)