Hujan menghunus
bumi. Bertabrakan dengan atap-atap gedung pencakar langit dan rumah-rumah. Menghasilkan
bunyi yang dapat menggoda emosi. Membuat lantunan lagu tak dapat tersampaikan dengan
baik ke gendang telinga penikmatnya seperti kerinduan saya pada lelaki itu. (Mungkin)
sampai kapanpun dia tak akan tahu kerinduan yang amat mencekam dan membunuh
ini. Hujan. Kerinduan. Mereka tak akan pernah bersatu dan tak akan mau bersatu.
Saya
kehilangan cara, kehilangan arah untuk menemukan kamu yang kemarin, yang selalu
mengingatkan saya akan hal-hal sederhana. Dimana kamu sekarang? Akankah kamu nantinya
kembali untuk sekedar menyapa saya dan mengucapkan selamat malam sebelum saya
tertidur?
Harapan tinggallah
harapan. Saya tak memungkiri agar kamu kembali lagi kesini. Kamu terlalu
menarik perhatian saya.
“Saya
merindukannya.”
“Tapi saya
terlalu munafik untuk mengejarnya.” Lanjut saya.
“Lebih baik
kamu tetap disini. Menunggu.”
“Hhh,
selalu seperti ini jika menjadi wanita. Sedikit agresif dapat menimbulkan
hal-hal negativf dari beberapa mulut.”
“Begitulah
manusia. Ada yang tak sesuai dengan realita sedikit saja, mereka akan
menyentil. Dengan cara sederhana maupun rumit.”
“Mampukah
aku menunggu? 4 hari rasanya seperti 4 tahun. Aku membenci keadaan ini.”
“Lalu apa
yang bisa kamu lakukan selain menunggu?”
“Aku tak
tahu. Terlalu sulit untuk berpikir realistis. Sesak saat ada dia namun aku tak
ada keberanian untuk menyapa.”
Bila cinta
menggugah rasa. Bila cinta menggugah mata. Bila cinta menggugah hati, menggugah
pikiran, menggugah otak. Semoga Kau membangunkannya Tuhan. Membawa dia kembali.
Semoga Kau sampaikan rasa ini untuknya. Semoga kerinduan ini tak terhalang oleh apapun.
Kamu, saya
benar-benar mencarimu. Merenungkan hal-hal yang kita ciptakan beberapa hari
yang lalu, di bawah payungan senja. Akankah keindahan itu terlukis kembali
beberapa hari mendatang? Akankah Tuhan menyatukan kita kembali? Semoga
perkenalan bukanlah awalan dari sebuah perpisahan.
Tulisan ini
sepertinya penuh dengan harapan-harapan. Harapan saya untuk kamu agar kamu
kembali, kesini.
Saya yang masih menunggu kehadiranmu
Menunggu ucapan selamat malam yang begitu sederhana, namun indah
It's nice story, checkout my blog at
BalasHapushttp://definingwords.blogspot.com/2012/08/romantic-words.html
feel free to leave a comment
Thank you. I will check it. :)
BalasHapus