Ternyata sudah hampir 7 bulan kita
tidak berjumpa. Melihat senyuman ibu. Tawa ibu. Nasehat ibu. Saya yakin nantinya
kita akan bertemu kembali di Surga Allah. Saling memeluk. Saling menguatkan. Saling
mengungkapkan kerinduan. Kita hanya berpisah untuk sementara. Tapi sebenarnya
hati kita tak akan pernah berpisah. Sampai kapanpun.
Ibu, rasanya saya ingin menangis. Kerinduan
ini sungguh menyakitksn hati. Saya hanya mampu mengungkapkan kerinduan melalui
do’a-do’a saja. Tanpa bisa memeluk jasad ibu.
Untuk melihat foto ibu, saya masih
belum kuat. Belum tegar. Sebab foto-foto itu membuat saya menangis. Bahkan mendengar
orang lain menyebut nama ibu pun saya masih meneteskan air mata. Hal kecil
tetapi berarti besar untuk saya.
Mm, bagaimana kalau misalnya detik
ini juga ibu masih di samping saya? Pasti kita akan saling berdebat. Hal itu
sudah tidak kita lakukan sejak ibu tergeletak lemah di Rumah Sakit. Disana kita
hanya memcoba saling menguatkan, memberikan semangat satu sama lain.
Ibu, sudah 2 hari ibu mampir di
mimpi saya. Apa maksud dari semua itu? Apakah ibu juga merindukan saya seperti
saya merindukan ibu? Semoga ibu hanya hadir, sekedar menyapaku, mengucapkan
salam, sekedar memberiku semangat. Bukan untuk menjemputku. Sebab saya masih
ingin disini. Masih ingin memberikan do’a-do’a untuk ibu setelah saya sholat,
membacakan surat Yaasin setiap malam jum’at. Saya masih ingin berusaha
membahagiakan ibu dan bapak, ingin membuat kalian bangga.
Ibu, IPK perdana saya sebentar lagi
keluar. Saya sudah gak sabar. Baik atau jelek saya pasrah, yang penting kemarin
sudah usaha semaksimal mungkin. Nanti semester 2, semoga IPK saya bisa lebih
bagus lagi. Biar ibu dan bapak senang dan gak kecewa karena saya sudah ambil
jurusan ini, Teknik Telekomunikasi PENS. :’)
Miss you, Mom.
Semoga disana selalu tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.
And thanks for your visiting! :)