Tik…
Tik…
Tik…
Bunyi hujan
menghiasi tempat berteduhku. Jika hujan terjadi saat malam seperti ini, hal
terindah yang dapat dilakukan adalah bermimpi di atas tempat tidur. Tempat
paling nyaman.
Aku masih ingat,
beberapa bulan yang lalu kau membawa harapan kecil namun sangat indah dan
berharga. Kau menyembuhkan sakit yang kurasa. Luka yang sudah lama tak bisa
terobati. Kau datang dan mengobatiku dengan keikhlasanamu.
Tuhan memang
baik denganku. Tuhan memang selalu adil terhadap umatNya. Disaat aku sudah lelah
mengharapkan seseorang, kau datang. Datang atas perintah Tuhan. Datang dengan
do’a, keihklasan, perhatian, dan semuanya yang sangat ku butuhkan.
Ternyata aku makin cinta
Cinta sama kamu
Hanya kamu seorang kasihku
Tak mau yang lain
Hanya sama kamu
Kamu yang terakhir yang ku cinta
Aku makin cinta
dari Vina Panduwinata mengalun mesra di laptopku. Aku mulai berkhayal. Andai
saja suatu saat nanti aku bisa menghabiskan waktu denganmu.
Tuhan, terimakasih atas segalanya yang telah Kau
berikan. Maaf jika hamba kurang bersyukur. Jaga dia Tuhan karena selama ini dia
sudah menjaga hamba dengan baik. Amin.
-o-o-o-
“Hei Fir, sori
ya telat. Abis nganterin adek ku ke club nih. Udah lama ya?”
“Gapapa kok,
Ris. Asik aja, toh baru 15 menit.”
“Nah tuh udah lama. Sori banget ya. Yauda kalo
gitu kemana enaknya sekarang?” Tanyanya dengan menghapus keringat yang muncul
diantara wajah manisnya.
“Jalan-jalan ke
Suramadu aja yuk. Kangen sama anginnya sana. Sekalian nanti ke pantai juga.”
Pintaku dengan penuh harap.
“Ntar kalo jatuh
gimana? Kan anginnya kenceng banget tuh, Fir.”
“Yah jangan
dong. Aku kan maunya jatuh ke pelukan kamu.” Jawabku dengan keisengan yang
sengaja ku timbulkan.
“Oke dear. Let’s
go. Pegangan ya.” Aku segera naik ke motor Vixion merah miliknya.
-o-o-o-
Tuhan, terimakasih Kau mendekatkan hamba dengannya.
Jagalah dia sebaik mungkin Tuhan. Jika kelak hamba pergi ke surgaMu semoga dia
tak akan pernah menyesal karena telah menghabiskan hari-harinya dengan hamba.
Amin.
“Yuris, kenapa sih kamu mau temenan sama aku?” Tanyaku di
sela-sela makan siang di kantin kampus.
“Kamu tuh ya,
pertanyaannya yang berkualitas dikit dong. Kalo pertanyaannya kayak gitu sih
gak perlu dijawab, Fir.”
“Lho, kenapa?”
“Karena kalo aku punya beberapa alasan dan ternyata
alasan itu hilang, aku takut bakal gak bisa nerima kamu apa adanya.”
Tuhan, pantaskah hamba menerima
rizkiMu yang tiada henti ini? Mengapa ada seseorang yang sangat baik terhadap
hamba jika hamba tak mampu untuk membalasnya Tuhan? Semoga dia memang ikhlas
berteman dengan hamba dan bukan karena hamba seperti ini. Amin.
“Firda, kok malah diem? Kamu akhir-akhir ini kok sering
nglamun? Apa lagi ada masalah?”
Ya Tuhan, perhatian banget anak ini. benar kata
orang-orang di luar sana. Bahagia itu emang sederhana banget. Apalagi kalau
kita selalu bersyukur. Keindahan itu akan berlipat-lipat.
“Aku gak nglamun
kok. Aku cuma berkhayal. Abis asik sih berkhayal itu. Seakan-akan semua yang
kita pengen jadi realita. Isinya cuma kebahagiaan.”
“Sama aja Fir.
Emang kamu berkhayal apa sih? Berkhayal andai aja aku jadi cowokmu ya?”
“PD banget kamu
jadi orang. Hahahha.”
Dan ternyata
cintalah yang dapat menguatkanku sampai detik ini. Dokter mengatakan bahwa
umurku tak akan lama lagi. Prediksinya menyatakan seharusnya aku sudah menutup
mata 7 hari yang lalu. Vertigo yang sudah lama menjadi bagian dari tubuhku ternyata
sampai saat ini masih dapat bersahabat walau mungkin tak lama. Walau mungkin
tak kan lama, bagiku itu sudah cukup. Nikmat dari Tuhan sungguh luar biasa.
-o-o-o-
“Bu, rasanya Firda udah gak kuat. Kalau mungkin suatu
saat nanti Firda tiba-tiba pergi, tolong kasih buku ini ke Yuris ya.” Ucapku
dengan memberikan buku kesayanganku berwarna ungu. Buku itu sudah menjadi
bagian dari hidupku.
“Sayang, kamu
jangan ngomong seperti itu. Ibu yakin kamu bisa sembuh. Berusahalah sayang.
Jangan mau kalah sama penyakit. Anggap dia jadi temanmu bukan sebagai musuhmu.”
Ucapnya dengan berusaha tegar.
Dia sudah ku anggap sebagai teman baru di tubuhku. Dia sudah menjadi bagian dari
tubuhku. Tapi rupanya dia berontak di dalam sana. Dia tak ingin menjadi temanku
lagi. Mungkin karena obat yang ku konsumsi mengganggu ketenangannya.
Aku harus mensyukuri semua nikmat yang sudah diberikan
Tuhan. Walau mungkin penyakitlah yang diberikan, mungkin itu yang terbaik untukku.
Aku harus semangat, ikhlas, dan selalu berdo’a agar Tuhan memberikan
kebahagiaan yang lebih. Positif thinking juga sangat dibutuhkan. Simple tapi susah untuk dijalankan. Dan satu
yang selalu ku percaya, semua pasti ada hikmahnya. Ada suatu rahasia di balik sebuah
rahasia.
Tuhan, semoga tak ada orang yang menangisi hamba di
saat hamba nanti sudah tiada. Berikan yang terbaik untuk hamba, orangtua, dan orang-orang
yang ada di sekitar hamba. Hamba titipkan mereka kepadaMu. Jaga mereka Tuhan. Sayangi
mereka yang menyayangi hamba dengan keikhlasanMu. Amin.
-o-o-o-
“Firda kemana
ya? Udah seminggu gak keliatan di kampus.” Tanyanya pada diri sendiri.
Akhirnya Yuris
memutuskan untuk duduk-duduk menikmati udara pagi di depan gedung D4 Teknik Telekomunikasi.
Sambil menikmati hembusan kedamaian dari sang Kuasa dia membuka tas yang sejak
tadi dia bawa. Disana ada sesuatu yang tak pernah dia lihat sebelumnya. Rasa
ingin tahu yang besar dari dalam dirinya muncul begitu saja.
“Apa ini?” Dia
mulai membuka buku berwarna ungu tersebut. Harum.
Tuhan, Kau terlalu baik pada hamba. Kau
mempertemukan hamba dengan orang yang sangat tepat. Dia dapat membuat hamba
tersenyum kembali. Perlahan semua masalah yang hamba rasakan juga menguap
begitu saja. Tuhan, tahukah Kau bahwa sekarang hamba bisa menikmati hidup
selayaknya umatMu yang lain? Hamba bisa seperti mereka sejak dia datang. Yuris.
Jaga dia, muliakanlah hidupnya, dan semoga dia bisa mendapatkan kebahagiaan
yang selayaknya. Amin. -12.07.11-
Sreett…
Sreett…
Sreett…
Tuhan, hari ini hamba bahagia sekali. Hamba dapat
menikmati indahnya duniaMu, indahnya ciptaanMu, bersamanya. Setelah Kau
memberikan teman baru untuk hamba, tak pernah hamba sebahagia ini Tuhan. Ini
rizkiMu yang sungguh luar biasa. Hanya puji syukurlah yang dapat hamba persembahkan
kepadaMu Tuhan. Sejak dia datang, semangat dalam diri hamba menjadi berlipat
ganda. Terlebih lagi saat dia bisa membuat hamba tersenyum dan tertawa.
-20.07.11-
Tuhan, mengapa Kau mendatangkan pada hamba seseorang
sepertinya jika hamba tak dapat membalas semua kebaikan yang sudah dia berikan?
Andai umur hamba melebihi yang sudah Kau gariskan, pastinya hamba akan membalas
kebaikannya. Hamba tak berharap banyak Tuhan, jika memang dia bukan untuk
hamba, itu bukan masalah besar. Sekecil apapun kebahagiaan yang Kau berikan
melalui dia sudah lebih dari cukup. Tapi hamba juga ingin membalas semua hal
yang sudah dia lakukan untuk hamba. Bantu hamba membuatnya tersenyumdan bahagia
sebelum kami berpisah Tuhan. -29.07.11-
Tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Kedatangmu
membawa kebahagiaan untukku. Kebahagiaan, tawa, dan senyuman yang selama ini
perlahan mulai menghilang dari hidupku. Kekosongan yang telah lama menggerogoti
jiwa perlahan menemukan sesuatu yang dapat mengisi jiwa. Entah apa yang harus
kupersembahkan padaNya atas semua ini. Aku hanya ingin membahagiakannya
sebagaimana dia membahagiakanku. -11.08.11-
“Fir, kamu kemana? Kenapa kamu gak pernah
muncul lagi di hadapanku? Dan apa maksud semua tulisan ini?”
Halaman terakhir sudah ada di depan mata.
Tapi indera penglihatannya tak mau bekerja dengan baik. Ada tetesan yang muncul
dari mata elang itu. Pemiliknya tak dapat menyembunyikan kesedihan yang
mendera. Semoga cerita ini berakhir
bahagia. Batinnya.
Terimakasih
selama ini kau sudah membuatku tersenyum dan tertawa. Tanpamu mungkin aku tak
akan bertahan selama ini. Semoga kamu tak akan pernah menyesal karena sudah
memberikan sedikit waktumu untuk kebahagiaanku. Tahukah kamu seinci kenangan
yang sudah kau buat sangat melekat di hati dan otakku. Kenangan yang membuatku
bahagia dan sangat bersyukur walau Tuhan tak memberikan apa yang ku minta. Aku
yakin Tuhan sangat baik terhadap umatNya terlebih jika kita sangat menghargai
agamanNya. Aku tak akan marah pada Tuhan. Justru aku sangat bersyukur karena
sudah mempertemukanku denganmu walau hanya sepersekian detik dari hidupku.
Percayalah Tuhan akan selalu menjagamu. Jangan pernah merasa kehilangan atas
kepergianku karena aku ada di tempat terindahmu. Tataplah dunia yang sudah ada
di depanmu. Raih semua impian yang kau inginkan. Bahagiakan orang-orang yang
ada disekitarmu seperti kau membahagiakanku. Maaf aku belum sempat membuatmu
tersenyum. Ketahuilah kau anugerah terindah yang diberikan Tuhan untukku. Selamat
tinggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.
And thanks for your visiting! :)