Laman

Rabu, 12 September 2012

240712

24 Juli 2012. Tanggal dimana aku dan keluargaku kehilangan seseorang yang sangat berharga. Sampai kapanpun beliau sangat berharga untukku dan untuk keluargaku. Kepergian beliau dapat meruntuhkan kekuatan tembok seseorang. Banyak orang yang meneteskan air mata akibat kepergian yang tak pernah disangka sebelumnya. Bapak, seseorang yang terkenal sangat cuek namun tetap mempunyai sisi kebaikan-kebaikan yang lain. Untuk pertama kalinya aku melihat beliau menangis. Beliau menangis sejadi-jadinya akibat seseorang yang mendampinginya pergi secara perlahan. 7 hari kemoterapi tidak dapat menghilangkan sel-sel jahat yang sudah tertanam dalam tubuhnya. Malah mereka semakin ganas. Beberapa bulan juga kami sudah berusaha untuk kesembuhannya. Mulai dari mencari bayam merah, sarang semut, buah merah, dan yang lainnya. Istilahnya mereka adalah obat alami untuk penyakit yang diderita oleh seseornag yang sangat aku sayangi itu. Untuk mencari bahan-bahan itupun juga tak mudah. Terlebih lagi sarang semut dan buah merah.

Pagi, siang, sore, dan malam kami bergantian untuk menjaganya. Leukimia. Itulah sahabat beliau yang beberapa bulan ini melekat dalam dirinya. Kami tak pernah menyangka ternyata penyakit itulah yang ternyata melekat dalam tubuhnya. Kami kira beliau hanya terlalu lelah dengan segala kegiatan yang sehari-harinya beliau jalani.

Kami tak akan pernah melupakannya. Beliau terlalu berharga untuk dilupakan begitu saja walaupun saat ini beliau sudah meninggalkan dunia yang mulai tak baik ini. Harapanku, aku ingin membahagiakannya walau beliau sudah berada di sisi Tuhan. Aku ingin membuat beliau tersenyum walau mungkin hanya orang-orang tertentu lah yang dapat melihat.



she is my hero. she is my life. i miss her smile. i miss everything about her. I hope to see her smile again. can i ?

Foto itu diambil saat ibu masih benar-benar sehat. Saat itu ibu belum sakit. Ibu tak pernah sakit. Pernah tapi mungkin hanya fu ataupun pusing. Sekalinya beliau sakit, leukimia lah yang mendatanginya. Aku masih blum percaya dengan kepergiannya. Semuanya terkesan terburu-buru. Tapi, aku tahu. Tuhan sudah menggariskan semuanya dengan baik. Tuhan pasti mempunyai rencana lain di balik semua ini.

Ibu, semoga Tuhan mengampuni semua dosa-dosa ibu baik yang sengaja ataupun tidak, baik yang kecil maupun besar. Dan juga semoga Tuhan menerima segala amal baik ibu. Amin :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)