Laman

Sabtu, 20 Oktober 2012

Surat Ketiga Untuk Ibu


28 Oktober 2012, tepatnya 8 hari lagi adalah pengajian 100 hari almarhumah ibu saya. Ternyata sudah lama ibu pergi meninggalkan kami; bapak, adik, dan saya. Saya rindu akan seyuman, keramahan, kebaikan, kesabaran, ketegasan, kecantikan, ketegaran dan semuanya mengenai kepribadian beliau. Jika saya menyebutkan satu-per-satu mungkin tak akan bisa sebab banyak sekali hal-hal ataupun kepribadian baik dari diri beliau.

Biasanya, saat waktu sudah beranjak menuju pukul 05:00, ibu sangat suka membuka pintu kamar saya. Dengan satu sentakan lembutnya, sesegera mungkin saya bangun dan berlari ke kamar mandi untuk mempersiapkan sholat. Entah bagaimana caranya saya bisa seperti itu, saya tak tahu. Jam berapapun saat saya sedang tidur dan mendengar beliau akan memasuki kamar saya, sepertinya hati, mata, dan telinga saya sudah siap menerima beliau. Jika saya tak bangun saat jam 5 pagi, ibu sangat suka bermarah-marah ria. Saya sangat merindukan itu. Bukanlah kemarahan yang beliau timbulkan, melainkan sebuah ketegasan untuk putrinya.

Cerita saya yang lain saat ibu masih ada, saya hampir setiap hari ke kamarnya, melihat apa yang beliau lakukan, melihat apakah beliau sudah bangun, melihat apakah beliau sudah tidur, melihat apakah keadaan beliau baik-baik saja. Sekarang, saya jarang menyambangi kamar beliau, padahal kamarnya ada disebelah kamar saya. Keadaan menjadi seperti ini mungkin karena saya jarang di rumah. Apalagi kalau bukan kesibukan kuliah.

5 menit saja. 5 menit mungkin sudah cukup untuk mengunjungi beliau di peristirahatannya. Tapi sampai sekarang saya masih belum sempat kesana. Saya ingin menjenguk beliau, membawakan beliau bunga, dan tentunya membacakan surat Yaasin untuknya.

Berbicara mengenai kado, sekalipun saya tak pernah memberikan sesuatu yang istimewa dalam bentuk barang saat ibu saya ulang tahun. Mungkin karena baru 6 tahun saya satu atap dengan beliau jadi menyebabkan kurangnya kedekatan. Tipe kami juga sama, yaitu sama-sama keras. Beruntungnya, saat hari ibu tahun kemarin, saya memberikan sebuah bunga, sepucuk surat, dan kue untuknya. Pasti kalian bertanya-tanya mengapa saya harus memberikan surat untuknya. Saya memberikan surat karena saya tak mampu untuk mengungkapkan apa yang saya ungkapkan di kertas itu. Menatap mata ibu, saya kurang berani. Jika saya mengutarakannya secara langsung saya tak siap jika harus menangis di depan ibu. Sebab selama ibu masih ada, sekalipun saya tak pernah menceritakan madalah pribadi saya. Saya menutup-nutupi segala hal yang saya hadapi, terlebih jika hal itu menyangkut masalah 'cinta'.

Kenangan lain yang tetap saya ingat sampai kapanpun, adalah saat jenazah ibu sampai di rumah. Pada saat jenazah beliau akan dimandikan, saya mencium kening beliau. Lama saya menciumi kening beliau, saya tak ingin kehilangan kesempatan terakhir, sebab jika ibu sudah kembali ke asalnya, saya tak mungkin bisa menciumnya lagi. Semasa hidupnya pun saya tak pernah mencium beliau. Alasannya, karena saya malu. Alasan yang cukup aneh mengingat beliau adalah seseorang yang dikirimkan oleh Tuhan untuk melahirkan saya dan adik saya. Setelah saya mencium kening beliau, saya sadar bahwasanya jenazah beliau ternyata tersenyum. Sontak semua orang yang ada di sekitar jenazah ibu terkejut sekaligus bahagia karena orang yang mereka sayang ternyata masih bisa tersenyum padahal nyawanya sudah pergi, sudah hilang.

Tuhan, dapatkah saya melihat senyumnya lagi? Jika dapat, kapan hal itu terjadi Tuhan? Saya sangat merindukannya. Saya ingin memiliki dan mencontoh segala sikap baik beliau, Tuhan. Mulai dari profesionalismenya, keras kerasnya, tanggung jawabnya, semangatnya, keramahannya, ketegasannya, kesabarannya, semuanya. Saya ingin seperti beliau. Saya ingin mencuri ilmu beliau, namun sayang saya masih kurang maksimal mencuri ilmunya saat beliau masih ada.

Izinkan saya menjadi anak yang sholehah Ya Tuhan, agar saya dapat membahagiakan ibu yang sudah ada disana. Tenang disana ya, Ibu :)


Untuk beliau, ibu kandung saya yang meninggal pada tanggal 24 Juli 2012
Semoga beliau bahagia dan diampuni segala dosanya. Amin

2 komentar:

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)