Laman

Rabu, 29 Agustus 2012

ini yang terbaik untuknya


Semenjak kepergiannya, semua berjalan sangat pelan. Bumi seakan-akan sudah tak mau lagi berputar pada porosnya. Matahari seakan sulit untuk mempersembahkan senjanya. 10 detik rasanya seperti beberapa jam. Bukan hal yang tak lumrah lagi jika ditinggalkan seseorang yang sangat berarti akan meninggalkan jejak. Entah jejak dalam bentuk kesedihan, kegembiraan, kenangan, atau teman-temannya yang lain.

Belum lagi jika kita belum siap saat ditinggalkan. Semuanya akan menjadi semakin berat. Rasanya ingin menangis terus jika kita belum ikhlas melepasnya untuk pergi. Beda lagi jika kita sudah mengikhlasakan seseorang yang berarti itu untuk pergi, kemanapun dia suka. Asalkan itu yang terbaik untuknya. Asal itu akan ada hikmahnya untuk semua orang. Untuk aku, dia, dan juga mereka.

Tuhan, tulisan yang sangat tak layak ini aku persembahkan untuk ibunda tercinta. Seseorang yang sudah merawat dan menyayangi aku dan adik dengan baik. Dengan sikapnya yang keras tapi penyayang membuat kami menjadi seperti ini. Aku tahu Tuhan, semuanya akan kembali pada-Mu karena Kau lah Yang Maha Pencipta. Kau lah Sang Pemberi Hidup. Tuhan, aku yakin ibu pasti sekarang sudah bahagia di sisi-Mu. Aku yakin disana ibu sudah tersenyum karena tak perlu menanggung rasa sakit yang berkelanjutan seperti sedia kala. Kami tahu, itulah yang terbaik untuk beliau.

Tuhan, walaupun hamba tak bisa melihat ibu saat beliau datang pada malam takbiran kemarin, tak apa. Karena aku tahu beliau tersenyum saat ada di dekatku. Aku tahu dari mata sahabat ku Tuhan. Semoga Kau menjaga orang yang sangat kami sayangi dengan baik. Amin.



Peluk cium untuk ibu :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)