Laman

Selasa, 10 Februari 2015

Mengantri Kepulangan



Kepada kamu, sahabat yang selalu mendengar, mengerti, dan membaca semua suka dan luka.

Sudah baikan hari ini? Aku harap demikian.

Hei, sahabat, kehilangan memang tak mudah. Butuh waktu untuk menyembuhkannya. Tapi kamu tahu, kepulangan pasti akan terjadi. Pada mereka ataupun kita. Semuanya. Semua orang akan berpulang ke tempatnya masing-masing. Seperti ketika kita berangkat ke kampus, sore atau malamnya kita kembali pulang. Seperti itu pula yang terjadi pada kehidupan. Akan berangkat, menjalani rasa-rasa dalam perjalanan, kemudian kembali pulang. Pulang kepada-Nya. Pada damai-Nya.

Ikhlaskan beliau yang telah berpulang dengan tenang. Terlebih beliau sudah berpamitan denganmu, dengan keluargamu. Sebab tak semua orang akan berpamitan ketika ia akan pulang. Aku merasakan itu, ketika beliau akan berpulang, beliau meninggalkanku terlebih dulu. Kemudian ketika nafasnya tak kurasakan lagi, aku baru kembali. Aku baru tahu bahwa ternyata beliau telah dijemput untuk kembali ke tempat yang lebih nyaman. Ke tempat yang lebih tak menyakitkan, tanpa infus, tanpa selang yang menancap ke mana-mana, tanpa kesakitan, dan tanpa lapar.

Aku percaya dan aku yakin, beliau tenang di sana. Tergolek sekian lama di atas tempat tidur itu menyakitkan. Sama seperti ketika kita sakit, tak melihat dunia luar sebentar saja rasanya membuat bosan. Apalagi beliau yang sulit melakukan apa-apa, mengonsumsi berbagai obat-obatan setiap harinya, dan luka akibat tancapan jarum-jarum nakal. Rasanya lebih menyakitkan dan pasti sangat membosankan. Pun di sana, beliau bisa bertemu kembali dengan wanita yang selama ini menemaninya berjuang dalam hidup. Kebahagiaan akan menyelubunginya.

Satu yang perlu kamu ingat, berdo’alah. Beliau memang sudah tiada tapi bukan berarti tak bisa berjumpa. Do’a-do’a itulah yang akan mempertemukan kalian. Aromanya lebih indah dari perjumpaan biasa.

Setiap malam jumat, bersimpuhlah sejenak. Bacakan apa yang telah diajarkan. Insya Allah akan mengobati kerinduan.

Tenanglah sahabat, sejatinya kita sudah mengantri, berbaris ingin mendapatkan tiket untuk kepulangan kita masing-masing. Kali lain kamu dan beliau insya Allah akan bertemu kembali. Di tempat yang lebih indah. Aamiin.

4 komentar:

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)