Laman

Sabtu, 09 Agustus 2014

Suroboyo Carnival

Hai, selamat pagi, siang, sore atau malam. Di mana pun kalian membaca tulisan ini. :D
Ternyata saya begitu lama tidak menyentuh si Abu *laptop* sejak kuliah semester 4 berakhir walaupun nilai belum keluar semua. Begitu pula dengan blog. Rasanya sekian lama sudah tak berjumpa. :D

Ngomong-ngomong tentang kuliah, seperti biasa, kampus saya liburannya paling akhir. Bahkan tanggal 27 Juli kemarin, H-1 lebaran saya masih berkeliaran di kampus. Tapi kalau itu emang kerajinan, sih. Hahaha. Juli sekitaran tanggal 20 kampus masih rame sama mahasiswa/i berbagai angkatan. Ada yang masih bergelut sama Tugas Akhir, nilai-nilai, ujian susulan, post test, ngurusin robot, dan tentunya satu yang gak ketinggalan; organisasi.

Satu minggu terakhir di bulan Juli sepertinya digunakan mahasiswa sebaik mungkin buat kumpul sama keluarga. Begitu pula dengan saya. Tapi sayangnya tahun ini gak mudik. Jadi ya akhirnya saya jaga Surabaya biar kotanya gak dibawa lari sama keong. :D

Hari H lebaran (28/7), seperti biasa kita silaturahim atau salam-salaman ke orang-orang di sekitar kita. Kalau di Surabaya disebutnya “unjung-unjung”. Berhubung saudara jauh semua; Ponorogo, Kediri, Madiun, Jombang, sama Jember, walhasil saya dan keluarga cuma muter di deket-deket rumah. Gak sampek seharian unjung-unjung di sini kecuali kalau emang keluarganya banyak yang di sini. Karena saya tipe orang yang gampang bosen kalau di rumah, jadi saya memutar otak. “Mau kemana malam ini?”. Taraaaaaa. Ternyata malam lebaran kemarin, SCNM (Suroboyo Carnival Night Market) udah dibuka. Sebelumnya gak ada planning bakal ke sana. Daripada diem di rumah dan gak dapet wangsit sepeserpun, mending cari keramaian di daerah A.Yani itu. Akhirnya terbanglah saya dan salah seorang teman saya ke salah satu icon Surabaya selain THR (Taman Hiburan Remaja) atau sekarang disebut TRS (Taman Remaja Surabaya). FYI, sekarang icon Surabaya bertambah. Ada TRS, SCNM, dan sebentar lagi, denger-denger 2015 bakal diresminak Universal Studio di Kenjeran Park. Wow! Gak mau kalah sama kota lain. :D



Oke, lanjut ke SCNM. Berbekal duit hasil ngepet seharian dan juga partner saya membekukan moment *tsaaah* si Hitam Canon 600D, kami berdua mulai menyusuri jalan dari Tenggilis. Jalanan begitu sepi sebab kotanya ditinggal sama penghuninya. Sampai di A.Yani, ternyata jalanan lumayan ramai terlebih setelah kita masuk kawasan KOREM. Parkiran di depan KOREM pun penuh. Jadi kami cari parkiran lain yang tak lain di depan SCNM. FYI (lagi), yang parker di depan KOREM denger-denger disediain fasilitas bus SCNM biar sampai di TKP, soalnya ya lumayan juga sih jaraknya. Setelah ngantri parkir, masih juga tuh ngantri tiket. Kemarin masih enak, tiket masuknya cuma 20.000. Tapi sekarang katanya udah naik ya tiketnya? Bersyukurlah kalian bisa tetap menikmati tanpa sesak-sesakan. Hahaha.

Setelah masuk, kami gak bisa langsung naik wahana. Karna tiap wahana emang bayar lagi. Selanjutnya terjadilah antri-mengantri untuk kesekian kalinya. Berhubung kami berdua, jadi kita sepakat bagi jobdesk. Temen saya ngantri tiket, sedangkan saya ngantri buat naik gondola. Setelah tiket ditangan pun, kami gak bisa langsung naik gondola sebab begitu banyak orang mengantri mengular panjang luar biasa buat lihat kerlip Surabaya-Sidoarjo dari atas. Oh ya, buat yang kesana, ada tip nih. Kalau salah satu loket rame, coba deh cari loket yang lain yang gak rame. Semua tiketnya sama kok, di wahana mana pun. Jadi lebih menghemat waktu. Tiketnya seharga 2.500, 5.000, 10.000, 20.000, sama 50.000. Tapi harga tiap wahana beda. 10.000 buat wahana yang woles-woles aja kayak gondola, kuda-kudaan, 12.500 buat yang ekstrim dikit, terus 15.000 buat yang agak ekstrem banget. Kalau kayak gokart kayaknya beda lagi.

Kami cuma masuk 3 wahana; gondola, kuda-kudaan, sama rumah kinclong. Pertama, kami naik gondola. Ngulernya panjang banget tuh. Sampek ada salah seorang calon penumpang gondola sensi gimana gitu. Mungkin beliau lelah sehingga menyebabkan sensi panas merinding disko begitu. Nah, naik gondola ini bisa berdua, tiga, empat, atau lima kalau kecil-kecil. Tergantung jumlah rombongan. Semisal liat gondola kosong gak ada penumpang terus dilewatin, itu sih kata mas-masnya buat penyeimbang. Begono. Gondolanya cuma muter 2 kali, gak sebanding sama ngantri kurang lebih 40-50 menit tapi setelah liat kerlap kerlip abang biru dari pucuk gondola, rasanya pengen jingkrak-jingkrak. Jarang kan bisa liat Surabaya-Sidoarjo malem-malem begitu? :D

Gondola

Sidoarjo dari atas gondola
Oke, lanjut. Kami berdua pengen naik yang ekstrim dikit. Lupa nama wahananya apaan. Udah ngantri nih berdua, ternyata harganya 15.000. Gagal deh. Cari lagi. Kali ini nemu boom-boom car. Mainan favorit saya sejak kecil, sampai sekarang. Hahaha. Udah ngantri juga tuh, taraaaaa, harganya 12.500. Gagal lagi. Keluar. Cari wahana lain sama muka ketekuk. Akhirnya setelah keliling-keliling, kami memutuskan naik kuda-kudaan. Udah mahasiswi naik begituan? Cuek! Yang penting bahagia. As usual, foto-foto deh berdua. Diliatin orang? Ah, cuek lagi! :D

Wahana kedua
Dan yang ketiga, kami ke rumah kinclong. Harganya 15.000. Sebandinglah sama hasil foto yang didapet. Jadi di dalem ada kaca-kaca, LED bola-bolaan, dll. Asik di sini. Seru buat foto-foto.


Kalau diinjek cairannya menyebar

Selain itu di sana ada banyak outlet, ada kampung pecinan juga, history Suroboyo, dll. Bagus deh pokoknya. Yang mampir ke Suroboyo rugi kalau gak kesini. Oh ya, jangan lupa siapkan kesabaran yang amat luar biasa banyaknya apalagi pas lagi rame-ramenya. Tapi kalau sekarang kayaknya udah gak seberapa rame. Oke sekian dulu. Semoga bermanfaat. See, yaaaaaaa. :D

Kampung Pecinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)