Laman

Senin, 14 Juli 2014

Catatan Kerinduan

Sumber

Hai, Tuan. Bagaimana kabarmu di sana? Baik-baik saja bukan? Sejauh mana kamu berjalan hingga dentingan jam saat ini, Tuan? Ah, ya, dengan siapa kamu berjalan sejauh ini, Tuan? Berdua atau seorang diri?

Tuan, kamu pasti ingat dengan cerita-cerita kita di kala itu. Di berbagai sudut kota, berbagai suasana, juga berbagai kondisi merekam tawa dan tangis kita berdua. Mereka mengabadikan kita tanpa sepengetahuan kita, Tuan. Pun denganku, aku juga merekam jejak dan cerita diantara kita berdua. Bahkan hingga detik ini rekaman demi rekaman itu masih teramat jelas di pemutar otakku. Ah, aku juga mengabadikan rekaman yang telah ada. Apa kamu tahu itu, Tuan penyuka sepak bola?

Sudah hampir 1 tahun sejak terakhir kamu merelakan bahumu untuk menanggung semua bebanku. Meluangkan waktu berdua untuk mengisi kekosongan yang dulu sempat terlahir kemudian menghilang karena hadirnya kamu untukku dan aku untukmu. Kamu ingat, Tuan? Cerita yang begitu sebentar. Hanya 2 bulan. Walau hanya 2 bulan tapi begitu membekas hingga berbulan-bulan bahkan hampir setahun. Apa ini yang dinamakan kesetiaan, Tuan? Bagaimana menurutmu?


Tuan, selama ini aku berjalan di bawah terik matahari, di bawah lembayung senja, dan juga cahaya bulan seorang diri. Tanpa teman dan tak ada lagi bahu seperti yang sempat kamu berikan untukku. Tak ada lagi tangan yang merengkuhku ketika aku benar-benar lelah dan tak sanggup lagi untuk berjalan. Tak ada lagi teman yang bisa mengusap tangisku.

Tuan, kala ini, aku ingin menuliskan semua kerinduanku terhadapmu. Aku tak kuasa memikul kerinduan sebanyak ini. Aku terseok-seok jika harus membawa beban yang bergunung-gunung ini. Setidaknya dengan menuliskan, beban ini dapat berkurang bersamaan dengan rintikan air yang perlahan menetes di kala ini.

1.      Aku merindukan senyummu
2.      Aku merindukan tawa dengan gigi putihmu
3.      Aku merindukan raut wajah “sok”mu
4.      Aku merindukan rengkuhanmu
5.      Aku merindukan kita makan berdua
6.      Aku merindukan candaanmu
7.      Aku merindukan cuekmu
8.      Aku merindukan berkeliling kota berdua
9.      Aku merindukan kita pergi ke luar kota berdua
10.  Aku merindukan dewasamu
11.  Aku merindukan petikan gitarmu
12.  Aku merindukan melihatmu bermain basket
13.  Aku merindukan melihatmu bermain futsal
14.  Aku merindukan kamu yang mengajariku berbagai mata kuliah
15.  Aku merindukan kamu menungguku menikmati hobiku
16.  Aku merindukan wangi tubuhmu
17.  Aku merindukan wangi parfummu
18.  Aku merindukan melihatmu memakai kemeja hitam. Begitu kontras dengan wajah putihmu
19.  Aku merindukan sapa pagimu
20.  Aku merindukan sapa “Selamat istirahat” darimu
21.  Aku merindukan sorot mata tenangmu
22.  Aku merindukan kekhawatiranmu terlebih ketika aku sakit
23.  Aku merindukan sifat manjamu
24.  Aku merindukan melihatmu memangku anak-anak kecil
25.  Aku merindukan melihatmu melalui bidikan kameraku
26.  Aku merindukan cara berjalanmu
27.  Aku merindukan marahmu
28.  Aku merindukan hal-hal konyol yang kamu ciptakan
29.  Aku merindukan kita mendengar lagu berdua
30.  Aku merindukan semua hal termasuk yang tidak ku tulis di atas

Begitu banyak daftar kerinduanku terhadapmu, Tuan. Apa kamu bosan membacanya? Aku tak bosan memikul rindu sebanyak itu, Tuan. Aku sudah mengalami ini hampir setahun bersamaan dengan menjauhnya kamu ke arah jalan yang berbeda.


Rasa memilikilah yang akhirnya membuat kita harus terpisah. Jadi tidak salah kan jika selama ini aku masih memikul kerinduan terhadapmu, Tuan? Selalu ada namamu yang terselip dalam setiap do’aku, Tuan. Jangan pernah melupakan cerita lama diantara kita. Semoga kamu tak merasakan pedih seperti yang ku rasakan. Terima kasih, Tuan, hingga detik ini aku masih mampu mengenangmu.

6 komentar:

  1. wah,bagus nih mbak tulisannya... udah pernah bikin buku? coba dibukukan mungkin lebih bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju mas.. tulisannya bagus untuk dibukukan..

      Hapus
    2. Belum pernah, Mas. Terima kasih untuk sarannya, Mas. :)

      Hapus
    3. Senyum Syukur : Aamiin terima kasih. :)

      Hapus
  2. Tuan L, semoga kamu membacanya :" :P

    BalasHapus

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)