Untuk kamu
yang setiap hari ku nanti dalam terik senja.
Sering kali
aku termenung, menunggu sebuah kepastian dan jawaban. Sedangkan kepastian dan
jawaban itu adalah kamu, yang selama ini menghilang tak berbekas tanpa tahu
pasti kapan akan kembali. Hanya untuk kamu ketahui, walaupun kamu menghilang
tak berbekas, tapi kamu masih belum hilang dari syaraf-syarafku. Ah, bukan! Tepatnya
tak akan hilang dari syaraf-syaraf ini.
Setiap sore
datang, aku hanya mampu menunggumu di depan teras berteman cahaya sejuk senja
di ufuk sana. Mengharapkan sebuah cerita manis dengan kedatanganmu, terpekik
bahagia saat melihat kamu perlahan membuka pagar dan menghampiriku.
Senja tak akan pernah berhenti untuk membuat bumi tetap tersenyum
Cahaya jingganya tak akan pernah hilang, selalu memabukkan
Tak akan pernah pudar seperti sebuah perasaan yang tetap
ditanam
Dan tak akan ada cerita usai dibalik cahaya senja
Aku berdiri melihat senja diujung sana, terdapat jelas wajah penuh senyuman itu. “Andai kamu tahu. Aku masih mengharap tiba-tiba kamu muncul di hadapanku.”
Bayangan itu begitu nyata. Tubuh berperawakan
tinggi, badan atletis, wajah yang terlihat keras namun sebenarnya begitu
lembut. Apakah itu kamu?
Aku mulai berbalik, berlari dan berusaha
memelukmu.
Dingin.
Kosong.
Tragis.
“Kakak!”
“Kak, bangun!”
“Kak, kakak kenapa?”
Ternyata memang hampa, hanya semilir
angin yang mampu merusak hati, bukan malah menenangkan hati.
Tak ada kamu, apalagi kita. Yang ada
hanyalah aku. Sendiri.
Terhuyung.
Tak mampu berpijak.
Kamu memang sudah pergi, dan tak akan
mungkin untuk kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.
And thanks for your visiting! :)