Laman

Senin, 30 September 2013

Kamu kah itu, Senja ?

Untuk kamu yang setiap hari ku nanti dalam terik senja.
Sering kali aku termenung, menunggu sebuah kepastian dan jawaban. Sedangkan kepastian dan jawaban itu adalah kamu, yang selama ini menghilang tak berbekas tanpa tahu pasti kapan akan kembali. Hanya untuk kamu ketahui, walaupun kamu menghilang tak berbekas, tapi kamu masih belum hilang dari syaraf-syarafku. Ah, bukan! Tepatnya tak akan hilang dari syaraf-syaraf ini.

Setiap sore datang, aku hanya mampu menunggumu di depan teras berteman cahaya sejuk senja di ufuk sana. Mengharapkan sebuah cerita manis dengan kedatanganmu, terpekik bahagia saat melihat kamu perlahan membuka pagar dan menghampiriku.

Senja tak akan pernah berhenti untuk membuat bumi tetap tersenyum
Cahaya jingganya tak akan pernah hilang, selalu memabukkan
Tak akan pernah pudar seperti sebuah perasaan yang tetap ditanam
Dan tak akan ada cerita usai dibalik cahaya senja


Aku berdiri melihat senja diujung sana, terdapat jelas wajah penuh senyuman itu. “Andai kamu tahu. Aku masih mengharap tiba-tiba kamu muncul di hadapanku.”

Bayangan itu begitu nyata. Tubuh berperawakan tinggi, badan atletis, wajah yang terlihat keras namun sebenarnya begitu lembut. Apakah itu kamu?

Aku mulai berbalik, berlari dan berusaha memelukmu.

Dingin.

Kosong.

Tragis.

“Kakak!”

“Kak, bangun!”

“Kak, kakak kenapa?”

Ternyata memang hampa, hanya semilir angin yang mampu merusak hati, bukan malah menenangkan hati.

Tak ada kamu, apalagi kita. Yang ada hanyalah aku. Sendiri.

Terhuyung.

Tak mampu berpijak.


Kamu memang sudah pergi, dan tak akan mungkin untuk kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)