Laman

Sabtu, 21 September 2013

Bertahankah atau berlarikah?

Semua bermula begitu saja tanpa keinginan yang pasti dari dalam diriku sendiri. Merambat sebagai cerita pahit yang tak ada habisnya. Begitu menyesakkan dan masih belum menjadi sebuah kenikmatan yang pasti. Tak mau pergi apalagi bertahan. Lalu apa?

Sampai saat ini aku masih belum tahu. Bertahankah atau berlarikah? Apakah jawaban itu berada di kamu?
Sebenarnya sudah lama semua perasaan yang tak pasti ini mulai memenuhi setiap sudut dalam hati dan tak pernah terabaikan di setiap inci sel syaraf yang ada. Aku tak mau menyesali semua kerinduan yang kamu ciptakan. Membuatku bertekuk lutut pada perasaan dan hal yang tak pasti. Membuatku menutup mata akan orang lain selain kamu, yang mampu membuatku tetap ada untuk memandangmu. Jadi apakah benar ternyata aku masih bertahan dan bukan berdiri?

Mungkin semua ini bermula dari sebuah kebiasaan yang tak kunjung habis. Kebiasaan itu semakin lama malah semakin bertambah. Sayangnya kebiasaan juga masih tak mampu untuk mengubah garis cerita yang ada. Jadi apa yang harus ku perbuat? Tetap memandang kearahmu tapi tetap tak mampu untuk mendekat?
Dalam setiap cerita selalu ada pertanda. Aku masih percaya akan hal itu. Dan apakah pertanda itu ada untuk aku atau mungkin untuk kita?

Apa mungkin aku terbilang tolol untuk ukuran manusia sedewasa ini? Dewasa atau tidak sepertinya bukan takaran untuk seseorang agar tak dikatakan tolol karena sebuah perasaan. Rasa seperti ini memang akan membuat orang menjadi aneh. Tidak bahagia tapi juga tidak ada rasa sedih. Kemudian apa?

“Jika memang kamu yakin. Bertahanlah!”

“Keinginanmu tak jauh berbeda denganku.”

“Lalu apa yang membuatmu tetap limbung?”

“Aku masih belum begitu yakin. Aku takut pada akhirnya harapanku tak akan terwujud.”

“Aku hanya tak ingin kecewa. Aku takut untuk menumbuhkan perasaan ini lagi. Takut akan lebih menyakitkan jika pada akhirnya semua akan berakhir,”lanjutku.

“Semua keputusan baik atau buruk selalu ada resikonya. Ada baiknya kamu memutuskan untuk bertahan atau berhenti.”

“Sepertinya aku akan memilih untuk bertahan. Tapi hanya bertahan. Aku tak akan bergerak untuk mengejarnya. Tapi juga tak berlari untuk menjauhinya. Biarkan cerita ini mengalir dengan sendirinya.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)