Lelaki itu masih miliknya.
Wanita yang saat ini berada di hadapaku selalu membagikan
keluh kisahnya saat kami bertemu. Berbagai cerita mengalir begitu saja tanpa
diminta. Cerita mengagumkan, indah, tapi juga menyakitkan. Tapi yang perlu
digaris bawahi sepertinya ceritanya begitu menyakitkan. Begitu membuatku
trenyuh dan merasa bangga memiliki sahabat sepertinya.
Maretha. Wanita luar biasa yang memiliki kesabaran tanpa
batas. Dia mampu tersenyum dalam tangis. Mampu berdiri saat dia benar-benar
terperosok ke dalam kesedihan. Mampu meyakinkan orang lain bahwa sebenarnya dia
masih kuat. Keteguhan hatinya untuk memperjuangkan dan merawat cinta yang telah
dia dapat benar-benar mengagumkan.
“Kenapa kamu masih mampu dan masih mau mempertahankan
dia?”
“Selagi masih ada kesempatan untuk mempertahankan kenapa
tidak?”
Kesempatan. Dia benar-benar menggunakan kesempatan yang
diberikan Tuhan untuknya. Selagi ada waktu. Selagi masih ada kesempatan. Dan
selagi bisa.
Tak jarang dia berkeluh kesah di hadapanku. Bercerita panjang
lebar mengenai lelaki yang telah memiliki hatinya. Bercerita bagaimana lelaki
itu lebih sering terlihat cuek dibanding perhatian. Tapi perlu kita ketahui,
cuek yang dimiliki seorang lelaki bukan berarti bahwa dia tidak memperhatikan
kita. (mungkin) dengan cueknya, dia memperhatikan wanita lebih dari yang kita
ketahui.
“Jika kamu sakit, tapi dia hanya diam. Berbicara seolah-olah aku dalam keadaan baik-baik saja. Apa reaksimu?” Seulas senyum pahit menghiasi bibirnya. Seolah dengan itu, dia merasa masih kuat. Mampu untuk bersandar.
Aku diam. Menunggu reaksinya kembali.
“Pasti sakit. Orang terdekat yang harusnya mampu membuat
kita tersenyum dan tertawa malah acuh tak acuh saat kita benar-benar membutuhkan
support. “
“Tapi ya sudahlah. Mungkin Tuhan masih punya rencana
lain. Setidaknya dengan ini aku masih bisa belajar untuk bersabar.” Lanjutnya.
Bersabar. Kurang apa wanita yang saat ini duduk di
hadapanku? Bagiku, dia tergolong orang sangat sabar diantara orang-orang yang
tergolong sabar. Terkadang aku ingin menangis. Aku tak kuasa jika harus
melihatnya seperti ini. Sungguh. Jika aku di posisinya, mungkin aku sudah lemah
dan menyerah. Wanita berjilbab yang sudah aku kenal hampir 4 tahun ini memang
luar biasa. Dia benar-benar mampu bersabar walau berada di puncak kesakitan,
kemarahan, dan ketidakpercayaan.
Tuhan, jaga wanita cantik yang saat ini berada di hadapku
ini. Tabahkan dia. Kuatkan dia. Jadikan dia batu karang yang sampai kapanpun
tak akan tergerus oleh setitik air. Semoga kelak aku akan sepertinya, wanita yang
penuh dengan kesabaran.
Beruntunglah dia yang memiliki wanita luar biasa sepertinya,
Maretha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.
And thanks for your visiting! :)