Laman

Kamis, 21 Juni 2012

senja, bali, dan bayu

Kenangan pahit lebih pantas dijadikan sebagai sebuah pelajaran.”

Matahari perlahan bergerak menuju ufuk barat untuk mendamaikan ribuan pasang mata yang telah menunggu. Sebuah senja yang sangat dia suka. Terlebih jika dia berada di pantai untuk merasakan dan melihat perpisahannya dengan sang cahaya indah.

Jingga hari ini indah namun, tak seindah seperti senja yang dia rasakan beberapa tahun yang lalu, saat dia bersama cinta pertamanya, Bayu. Masih ingat dalam benaknya saat Bayu setiap Sabtu sore mengajaknya pergi menikmati semburat jingga dan deburan ombak. Lembayung yang sangat diinginkan semua orang. Lembayung membuat semua orang yang melihat menjadi diam dalam kedamaian.

Di pantai inilah kali pertama mereka bertemu. Kenangan yang tak akan pernah dia lupakan karena dapat mengenal Bayu di bawah lembayung Bali. Indah. Hanya itu yang terlukis dari hatinya. Senja, Bali, dan Bayu.

      Namun, itu sudah cerita lama. Kenangan yang sebaiknya di pendam secara rapat dan tak ada kemungkinan untuk muncul ke permuakaan. Sekarang tak ada lagi senja, tak ada lagi Bali, dan tak ada lagi Bayu. Yang ada hanyalah kenangan pahit. Kenangan yang sebaiknya dijadikan sebagai pelajaran, bukan malah mencari sebuah pelarian.

Surabaya, 21.06.12
10:01 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)