Laman

Tampilkan postingan dengan label cinta♥. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cinta♥. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Mei 2015

Ajakku Melantunkan Lagu Lagi

Dokumentasi Pribadi
Serasa baru kemarin aku melihatmu di salah satu sisi sebuah cafe. Menikmati secangkir cappucinno panas yang masih setia mengepulkan asap. Menghangatkan ruangan, menghangatkan tubuh, dan menghangatkan perasaan. Lalu kamu tersenyum dibalik kacamata hitam yang kamu kenakan setelah kamu menyesap minuman favorit jutaan umat itu. Senyum yang menyebabkan candu pada yang melihatmu.

Lalu kita mengenal satu sama lain. Uraian cerita masing-masing diantara keduanya melengkapi kekurangan yang ada. Membuat candu dan ingin menambah dan terus menambah. Entah apa yang kamu masukkan dalam kopiku ketika kita menghabiskan sore bersama di sudut cafĂ©. Yang membuatku tertagih denganmu.

Senin, 13 April 2015

Namaku Sepi

Jepretan Sendiri

Aku enggan kembali. Aku tak mau pergi dari kenyamanan. Aku ingin menetap. Aku malas untuk maju atau mundur. Aku ingin di sini. Bersama dia, seseorang yang telah lama terbelenggu akan diriku. Melihatnya, aku tak mau pergi. Karena jika aku pergi, dia pasti akan sendiri. Tak ada yang menjaga. Tak ada yang menemani.

Kau tahu? Ia suka sekali menunggu. Entah konsep apa yang ada dalam otaknya sehingga membuatnya menyukai hal yang menyebalkan bagi kebanyakan orang itu. Mungkin otaknya sedang sekarat atau kesemutan. Sehingga sulit untuk dipergunakan secara normal. Atau mungkin dia malah telah kehilangan otaknya? Entahlah.


Kamis, 17 Januari 2013

Tanpa Kepastian




Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan kamu. Saya terlalu khawatir dengan keadaanmu saat ini. Saya juga tak berani untuk menyampaikan secara langsung, secara gamblang. Komunikasi itu hilang begitu saja tanpa alasan. Saya membutuhkan alasan.

Kali ini, biarkan saya mengalah. Biarkan saya diam dan menunggu jawaban yang tak pasti. Secepat mungkin saya benar-benar membutuhkan alasan kenapa kamu seperti ini.

Semalam, ada sesuatu yang tercipta. Kamu di mimpiku. Mimpiku, kamu menjadi sosok yang kemarin, bukan sosok hari ini. Kamu masih seperti dulu yang bisa membuat saya menjadi tenang tanpa alasan.

ketulusanku untuk menanti




Sungguh aku tak mengerti dengan pola pikirmu. Aku memang tak mau berbesar hati dan berbangga diri terlebih dulu, namun inilah yang terjadi pada cerita kehidupanku.

Kamu datang. Sepotong pesan singkat kala sore itu. Esoknya di jam yang hampir sama, kamu menghubungiku. Namun saat itu aku tak tahu sebenarnya siapa kamu. Dari sana kita berkenalan. 

Entah dengan cara apa, dalam waktu singkat kamu dapat mengalihkan duniaku, kamu dapat mengalihkan waktuku hanya untuk sekedar mengirimkan dan menerima pesan singkat. Sesederhanakah itu hal yang bernama cinta?

Aku tak ingin gagal lagi. Maaf, sepertinya bukan gagal, melainkan berhenti dalam berproses. Aku berusaha mengejar suatu ketidakpastian, sebab yang pasti hanya satu, kematian. Aku berusaha mengejar dan terus mengejar namun tetap dengan batas kewajaran.

Kamu, sederhana dengan berbagai perhatian yang kamu berikan. Wanita manapun pasti akan merasa dihargai saat ada seseorang yang memberikan perhatian sekecil apapun secara tulus. Termasuk berbagai hal kecil yang kamu berikan untukku. Benar-benar aku hargai, benar-benar ku berikan apresiasi, untukmu.

Rabu, 16 Januari 2013

masih kamu dan tak akan terganti


imgfave.com



lanjutan dari bertahan karenamu

Masih tak ada kemampuan dan tak ada kemauan untuk meninggalkanmu. Bayanganmu masih tertera jelas di setiap aliran darahku, di setiap detikku bernafas. Aku disini masih menunggu dengan atau tanpa bayangmu. Terlalu sulit jika aku harus meninggalkan dan menghapus perasaan yang sudah lama ku ukir. Aku masih akan mempertahankan perasaan ini, sebagaimana kamu mempertahankan rasamu terhadap wanita itu.

“Apa yang akan kamu lakukan?”

“Menunggu.”

“Sedangkal itukah otakmu hingga harus menunggu seseorang yang jelas-jelas telah menunggu wanita lain?”

“Bukan dangkal. Melainkan perasaan ini terlalu berharga untuk dihapus. Aku masih belum mampu berdiri tanpa dia.”

“Berdiri tanpa dia? Sampai kapanpun; kemarin, sekarang, atau nanti, kamu tetap berdiri dengan bayangannya. Bayangan! Bukan dia!”

Hening.

Senin, 14 Januari 2013

Usaha, Resistor, dan Kebahagiaan



Hatiku jatuh di kamu. Sesederhana inikah perasaan yang bernama cinta? Perasaan yang membuat beberapa orang terbang dan jatuh. Bagi mereka yang kuat dan tahan banting; layaknya batu, kemanapun cinta itu berlari pasti akan dia kejar. Pasti akan dia raih dengan berbagai usaha. Usaha yang bernilai, bukan 0 Joule. Usaha yang didapatkan dari perkalian antara gaya dan perpindahan. Jika tak ada gaya dan perpindahan, maka tak akan menimbulkan usaha. Cinta tak akan terkejar, tak akan tercipta. Seperti itu.

Bagiku, cinta seperti rangkaian seri. Menjumlahkan resistor satu dengan resistor yang lain secara murni. Bukan seperti rangkaian paralel yang menjumlahkan nilai resistor yang satu dengan yang lainnya dengan langkah membagi terlebih dahulu.  Jadi cinta itu menyatukan. Bukan memisahkan. Apalagi menyakiti. Terlebih membagi. Bukan! Bukan itu!

Mengenal. Dekat. Bersatu. Berpisah. Itukah proses mencintai seseorang? Jika memang iya, kenapa harus berpisah? Bukankah cinta menyatukan aku dan kamu. Menyatukan kita dengan semesta.

Sabtu, 12 Januari 2013

bertahan karenamu


imgfave.com
            Cintaku mendatangimu. Mengoyak kehidupanmu tanpa kamu ketahui. Menghibur lara hati saat tak ada seseorang pun disini, di hatiku. Aku menyukaimu. Sebentar! Mungkin tepatnya aku mengagumimu secara diam-diam. Sepertinya gabungan kata itu maknanya lebih dalam dibandingkan kalimat yang sebelumnya.

            Dia, tipe orang yang pendiam. Berucap saat dirasa penting. Di kelas, kamu tergolong mahasiswa yang jenius. Walaupun kamu lebih suka duduk di pojok dan selalu datang saat beberapa detik sebelum mata kuliah dimulai, tapi otak mu lebih emas dibandingkan mereka-mereka yang merasa sok pintar, yang mengambil hati para dosen. Masa bodoh dengan perlakuan mereka sebab kamu sudah mengalihkan duniaku. Kamu, membuatku kurang peduli dengan orang-orang seperti mereka; sok pintar, sok perhatian, sok baik, dan semuanya yang membuatku muak.

            Sudahlah! Lupakan mereka dan biarkan impuls dalam otakku merambat dari sel saraf satu ke sel saraf yang lain untuk memikirkanmu. Saat ini dan nantinya, aku hanya ingin kamu yang akan memenuhi setiap aliran darah dalam tubuhku.

Senin, 24 Desember 2012

rapuh



Rasa ini begitu sederhana, tapi jika tidak diungkapkan juga akan menyakiti diri sendiri. Yang sederhana malah sulit untuk diterima, sulit untuk diciptakan, juga sulit untuk diungkapkan. Hanya satu yang ingin saya ungkapkan. Saya merindukan kamu. Sosok yang beberapa minggu ini mampu membuat saya menjadi seseorang yang benar-benar hidup. Saya mampu tersenyum lagi. Saya mampu tertawa tanpa batas, tanpa hambatan. Karena mu. Luka yang dulu pernah tercipta dan berbekas, sekarang sudah menghilang. Karena mu juga. Kamu memang tak seperti yang lain. Kamu berbeda. Kamu menyejukkan seperti angin sore. Kamu menenangkan seperti senja. Kamu membuat saya rindu seperti saya merindukan bau tanah kering yang tiba-tiba diguyur hujan, memabukkan.

Senin, 03 Desember 2012

senja telah menghilang



Senja, apa kabar kau disana? Masih ingatkah denganku? Ya, aku yang saat itu pernah datang dalam kehidupanmu, menggoreskan cerita dan luka; untukku. Aku teringat tawa renyahmu, aku teringat derai candamu, aku teringat dengan ulah-ulah kecil yang kamu ciptakan. Apalagi dengan kekonyolan yang sering kamu timbulkan. Sederhana namun indah. Terkenang.

Saat itu, aku dapat merasakan kebahagiaan, aku juga merasakan kepedihan. Merasakan keadamaian. Semua bercampur jadi satu. Otakku sudah tak mampu mengingat kenangan-kenangan kita. Aku baru sadar, ternyata itu hanya cerita sesaat. Sudah tak ada aku dan kamu lagi. Aku dan kamu sudah terhapus. Telah hilang dan sekarang membuat cerita baru dengan orang lain, berjalan tanpa berdampingan, denganmu.

Rabu, 28 November 2012

biarkan aku menjauh

Aku memanggilmu Senja. Semua orang juga tahu akan itu. Kamu menenangkan. Kamu istimewa. Kamu mendamaikan. Dan tentunya, kamu berbeda dari yang lain. Itu yang ku rasakan 'beberapa minggu yang lalu'. Ada rasa yan tersimpan di hati. Aku meyakinkan hati, meyakinkan rasa, meyakinkan mata. Apakah itu benar-benar perasaan SUKA ku terhadapmu?

Lambat laun, aku merasakan ada yang berbeda. Rasa itu berubah. Rasa itu berkurang. Bahkan mungkin sekarang rasa itu menghilang. Seperti ada sesuatu yang membuat rasa itu lenyap. Otakku sudah tak mampu memprediksikan apa yang akan terjadi antara kita. Memoriku berkurang mengenai semua hal yang menyangkut tentang kamu. Bahkan telah hilang. Hanyut terbawa masa. Hanyut terbawa waktu. Mataku sudah tak mampu bergerak melihat display picture mu. Tanganku juga sudah tak mampu mengetikkan kata-kata di BBM mu.

Selasa, 30 Oktober 2012

dan lagi (untuk kesekian kalinya)

Langit senja mampu membuatku tersenyum tanpa batas. Karena kuasa Tuhan, senja datang dengan sejuta keindahan yang tak pernah dibayangkan oleh semua orang. Detik demi detik terlewatkan dengan kesan yang sangat sempurna, sangat eksotis. Tuhan sangat baik denganku. Tuhan mampu membuatku bisa merasakan angin senja. Sampai kapanpun jika Dia ingin membuatku merasakan kedamaian sang senja, Tuhan pasti bisa melakukan itu. Senja dan kuasa Tuhan melebur dan bergabung menjadi satu kesatuan yang tak dapat lagi dipisahkan. Aku tak kuasa menahan rintikan air yang perlahan muncul. 

Senja, itu kamu. Sosok yang penuh kedewasaan, sosok yang mempunyai perhatian tanpa batas, penuh dengan kekonyolan yang tak pernah dipikirkan oleh banyak orang. Kamu, paling suka menirukan gaya orang lain. Mulai dari gaya berbicara sampai tingkah laku mereka, kamu sangat hafal dengan mereka yang ada di lingkunganmu.

Jumat, 07 September 2012

adakah cinta pada pandangan pertama ?


Adakah cinta pada pandangan pertama? Atau itu semata-mata hanya perasaan suka yang tak perlu mendapatkan balasan? Jika memang ya, apa yang sebaiknya dilakukan dengan perasaan yang mulai terpatri dihati? Mendekatinya dengan segala daya upaya atau menjauhinya dalam arti memendam rasa dan hanya melihatnya dari belakang? Sudah cukupkah itu dilakukan? Akankah seseorang dapat melupakannya dalam waktu yang sangat singkat? Aku rasa tidak. Kalaupun YA, jujur aku tak mau dan akupun tak mampu.

Aku tahu, kita sama-sama belum saling mengenal tapi itu tidak menutup kemungkinan untuk mendekatkan sebuah hubungan yang belum terlahir. Aku tak mau menghapus cerita yang baru saja dilukiskan oleh Tuhan. Aku ingin mempertahankan semua itu dan kalau bisa aku ingin merubah lukisan itu dengan caraku. Aku ingin dekat denganmu. Itu.


Rabu, 29 Agustus 2012

tak membutuhkanmu, lagi !


Kau tak datang lagi? Kau tak seperti dulu lagi? Kau kurang menganggapku? Itu semua bukan masalah besar bagi kehidupanku. Mengapa? Karena yang terpenting saat ini bukanlah segala hal yang menyangkut tentang dirimu. 

Kedatanganmu sudah bukan menjadi hal yang lebih dari keajaiban lagi. Kedatanganmu sudah tak ku nanti-nantikan lagi. Jika kau datang, silahkan, aku akan menerima dengan baik. Aku akan memperlakukanmu dengan baik. Tapi bukan berarti aku bisa seperti dulu lagi. Jika memang kau tak datang lagi, tenang saja aku akan mengikhlaskanmu untuknya. Silahkan kau pergi dengan dia. Silahkan kau bercanda tawa dengannya. Silahkan juga kau merayunya sebab aku tak ada hak untuk melarangmu. Kamu bukan sesuatu yang terpenting lagi dalam hidupku.

ini yang terbaik untuknya


Semenjak kepergiannya, semua berjalan sangat pelan. Bumi seakan-akan sudah tak mau lagi berputar pada porosnya. Matahari seakan sulit untuk mempersembahkan senjanya. 10 detik rasanya seperti beberapa jam. Bukan hal yang tak lumrah lagi jika ditinggalkan seseorang yang sangat berarti akan meninggalkan jejak. Entah jejak dalam bentuk kesedihan, kegembiraan, kenangan, atau teman-temannya yang lain.

Belum lagi jika kita belum siap saat ditinggalkan. Semuanya akan menjadi semakin berat. Rasanya ingin menangis terus jika kita belum ikhlas melepasnya untuk pergi. Beda lagi jika kita sudah mengikhlasakan seseorang yang berarti itu untuk pergi, kemanapun dia suka. Asalkan itu yang terbaik untuknya. Asal itu akan ada hikmahnya untuk semua orang. Untuk aku, dia, dan juga mereka.

Rabu, 15 Agustus 2012

merawat rindu


Rindu itu layaknya sebuah tanaman. Semakin lama kita tidak bertemu, kerinduan itu malah makin menyeruak dan membesar karena seseorang merawat rindu tersebut. Seperti tanaman yang masih kecil, dia akan membesar dan berbuah karena sang pemilik merawat tanaman itu dengan baik.

Saat kita tak bertegur sapa atau hanya melihat wajahnya secara langsung, yang bisa kita lakukan hanyalah mengenangnya. Membuka sebuah kenangan bukanlah perkara mudah. Sakit, apabali seseorang itu telah bersama yang lain. Dan tentunya kita mungkin telah dilupakan.


adakah kesempatan kedua?

Jika Tuhan menghendaki apa yang ku inginkan, aku menginginkan kesempatan kedua dariNya. Walau mungkin kesempatan itu tak seindah seperti kesempatan pertama, aku akan menggunakannya sebaik mungkin. Akan ku pergunakan sebisaku untuk membuatmu kembali tersenyum menikmati indahnya Kuasa Tuhan.


Tak akan ku biarkan kau pergi dariku. Tak ku biarkan luka yang sudah tergores di hatimu menjadi semakin parah. Aku ingin menghapus dan menyembuhkan luka yang kau dapat. Aku ingin menjadi satu-satunya orang yang dapat menyembuhkan lukamu dan yang bisa mmebuatmu bahagia.


Sudikah kau kembali menoleh ke belakang? Percayalah aku masih disini menantimu. Tak kan ku biarkan seorang pun menyakitimu, lagi. Seperti dia.

Selasa, 14 Agustus 2012

kabut abadi

Cahayamu telah tertutup kabut. Jarak dan waktu telah merubah keindahan yang telah tercipta. Saat jarak mendekatkan kita, ternyata kabut yang menutupi malah semakin menebal. Bayangmu tercipta walau hanya sedikit. Tapi aku tetap bersyukur. Setidaknya aku sudah melihatmu walau hanya sepersekian detik.

Ku coba hilangkan kabut itu namun malah semakin tercipta. Ku coba lagi malah semakin tebal. Sedikit demi sedikit kau malah semakin termakan olehnya. Hanya memandangimulah yang bisa ku lakukan. Sebab saat aku mulai mendekat dan mencoba menghilangkan kabut itu, bayangmu malah menghilang. Mungkin inilah yang terbaik. Aku dengan hidupku. Sedangkan kau bersama kabut abadimu.

Rabu, 18 Juli 2012

seperti dulu

Kadang malaikat itu tak bersayap, sepertimu. Seperti semua kisah yang kau torehkan di buku kehidupanku. Kisah kasih sayang yang kau berikan dengan cuma-cuma. Tanpa ku ketahui bagaimana aku harus membalasnya. Jatuh cinta denganmu membuat hidupku menjadi utuh. Gak separuh lagi. Akankah aku akan merasakan keutuhan itu jika aku mencintai yang lain?

Kadang pula kita merasa harus membunuh waktu agar kita tak akan berpisah dengan seseorang yang kita sayang. Agar maut atau apapun tak akan bisa memisahkan hubungan itu. Agar keabadian menjadi milik kita seutuhnya dan bukan milik orang lain. Tapi aku mengakui dan aku tahu bahwa keabadian itu hanya milik Tuhan dan bukan milik manusia seperti kita.

Kadang manusia tak ingin adanya sebuah jarak mengganggu sebuah hubungan. Rasanya ingin sekali menghilangkan jarak agar datang sebuah keabadian dan kebersamaan. Jarak dapat mempererat hubungan seseorang tapi jarang juga sering menghancurkan hubungan seseorang. Seperti aku dan kamu, begitu juga dengan mereka.

Walau begitu, ketahuilah bahwa waktu dan jarak tak bisa mengurangi perasaanku terhadapmu. Perasaanku masih sama seperti dulu, saat kali pertama melihatmu. Malam itu.

hujan dan senja

Dia layaknya senja dan hujan yang mampu membuat semua orang kadang bahagia tapi kadang juga sengsara.

Dia seperti hujan saat pagi menjelang. Saat itu semua orang pasti malas untuk melakukan semua aktivitas, pun denganku. Aku juga malas meninggalkannya, meninggalkan hatiku yang sudah dia bawa kemanapun dia pergi. Hujan pagi itu terlalu istimewa untuk tak dinikmati dan dihayati, begitu juga dengannya.

Dia juga seperti senja. Senja yang dapat mendamaikan hatiku. Bagamanapun keadaanku saat itu, senja selalu bisa mengalihkan semuanya, semua masalahku. Juga dengannya, di saat dia datang dengan segala karisma yang dia bawa, sesaat dia dapat mengalihkan semua masalah yang menerpaku.

Kenapa kau seperti senja dan hujan saat pagi datang? Tahukah kau aku sangat menyukai suasana seperti itu? Datanglah padaku untuk kesekian kalinya dan jangan pernah pergi lagi. Karena jika kau pergi, hujan dan senja itupun perlahan juga akan pergi. Mereka akan mengikutimu. Well, tak akan ada lagi yang dapat mendamaikan hatiku.


yang lelah menunggumu

Kamis, 21 Juni 2012

senja, bali, dan bayu

Kenangan pahit lebih pantas dijadikan sebagai sebuah pelajaran.”

Matahari perlahan bergerak menuju ufuk barat untuk mendamaikan ribuan pasang mata yang telah menunggu. Sebuah senja yang sangat dia suka. Terlebih jika dia berada di pantai untuk merasakan dan melihat perpisahannya dengan sang cahaya indah.

Jingga hari ini indah namun, tak seindah seperti senja yang dia rasakan beberapa tahun yang lalu, saat dia bersama cinta pertamanya, Bayu. Masih ingat dalam benaknya saat Bayu setiap Sabtu sore mengajaknya pergi menikmati semburat jingga dan deburan ombak. Lembayung yang sangat diinginkan semua orang. Lembayung membuat semua orang yang melihat menjadi diam dalam kedamaian.

Di pantai inilah kali pertama mereka bertemu. Kenangan yang tak akan pernah dia lupakan karena dapat mengenal Bayu di bawah lembayung Bali. Indah. Hanya itu yang terlukis dari hatinya. Senja, Bali, dan Bayu.

      Namun, itu sudah cerita lama. Kenangan yang sebaiknya di pendam secara rapat dan tak ada kemungkinan untuk muncul ke permuakaan. Sekarang tak ada lagi senja, tak ada lagi Bali, dan tak ada lagi Bayu. Yang ada hanyalah kenangan pahit. Kenangan yang sebaiknya dijadikan sebagai pelajaran, bukan malah mencari sebuah pelarian.

Surabaya, 21.06.12
10:01 PM