Laman

Senin, 16 Desember 2013

Daun Tanpa Embun


Apa kamu tahu angin di pagi hari? Disana kamu bisa merasakan kesejukan tiada henti. Merambah ke wajah, tangan, dan kaki sampai ke pori-pori. Dingin. Namun begitu memikat untuk dirasakan kembali. Dia begitu menenangkan jiwa. Membuat kamu ingin menutup mata dan merasakan kesejukannya lebih dari yang kamu inginkan.

Ah. Aku merindukan kamu yang tak pernah ku ketahui lebih detail. Aku mengenalmu hanya dengan sebatas melihat. Memperhatikan kamu dari jauh. Mengetahui tawa renyahmu dari jarak sekian meter. Aku tak menegenalmu seperti daun dengan embun. Mereka begitu dekat. Setiap pagi selalu ada embun pada daun. Mereka tak pernah menjauh kala pagi datang. Daun dan embun saling mengenal. Saat pagi, tanpa embun sepertinya daun akan merasa sepi. Begitu juga dengan aku. Tanpa tawamu dan tanpa melihatmu semua terasa begitu memilukan. Kamu seperti senja yang selalu datang saat matahari menutup mata. Hanya sepersekian detik tapi begitu berarti untuk diamati dan dirasakan.