Laman

Sabtu, 17 Januari 2015

(Jika) Kau Masih Menetap

Ku buka album biru
Penuh debu dan usang
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda

Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatmu

Kata mereka, diriku selalu dimanja
Kata mereka, diriku selalu ditimang



Hai, Ibu. Apa kabar di sana?
Baik-baik saja bukan? Ah, kenapa selalu pertanyaan itu yang kutanyakan ketika aku mulai menulis? Mungkin karena aku tak pernah mengetahui kabarmu lagi? Begitukah, Ibu? Walaupun aku tak tahu bagaimana keadaanmu disana, ku harap kau memang baik-baik saja. Sebab aku (hanya) mengirimkan cerita dalam do'a tiap kali selesai bersujud. Ku harap kau tahu, Ibu. Pun sampai saat ini masih ada tangis yang datang tiap kali aku menyebut namamu dalam sujudku. Berharap semua itu dapat mengobati segala luka yang sampai kapan pun tak akan pernah terobati. Sampai kapan pun dan oleh siapa pun, sama sekali tak ada yang bisa mengobati. Kecuali kau, Ibu. Wanita cantik yang tak akan pernah kembali ke dunia ini lagi yang bisa mengobati perihal semua luka ini.

Jumat, 09 Januari 2015

Kisah di Balik Proposal Cinta

Alhamdulillah. Cuma itu yang keluar dari mulut saya waktu dapet email Surat Penerimaan Kerja Praktek di PT NEXWAVE. Seusai adzan, setiap kali bersujud, dan seusai sholat, saya selalu menyempatkan berdo'a agar "proposal cinta" kami diterima oleh sub-contractor yang terletak di jalan Mayjend Sungkono, Surabaya itu.

Cukup membuat hati galau juga selama beberapa bulan ini. Serasa dibolak-balik dan diputar-putar tak tentu arah serta tak tahu kapan berhentinya. Seperti layangan yang ditarik-ulur, entah akan terbang tinggi atau malah bakal jatuh berdebam. Ah, mungkin seperti itulah rasanya.

Kami apply proposal sejak akhir November 2014. Mengirimkan proposal ke sana bukan tanpa pertimbangan. Bahkan penuh pertimbangan. Sangat. Ibaratnya, kami akan bermain judi. Sebab kata kebanyakan orang "Bakal keterima kalau ada proyek.". Nah lalu gimana kalau gak ada proyek? Pertanyaan pertama. Pertanyaan kedua, "Gimana kalau ternyata ditolak? Cari perusahaan mana lagi yang mau nerima kita H minus sekian hari?". Begitulah seterusnya hingga pertanyaan-pertanyaan lain bermunculan padahal pertanyaan sebelumnya tak terjawab. Sehingga kami nekad. Berbekal niat, keberanian yang dibalut dengan do'a, kami mengirimkan proposal itu. Bismillah.

Saya dan rekan saya, Zaim, siang hari berangkat ke kantor Nexwave. Belum pernah ke sana sebelumnya. Cuma berbekal alamat dan sedikit pengetahuan tentang jalanan Surabaya, kami berangkat. Juga mengandalkan feeling yang berbuah penemuan alamat yang kami tuju. Sampai di sana langsung mencari HRD.

"Sekarang masih belum ada proyek. Nanti kalau ada proyek dikabarin, kok. Proposalnya ditaruh dulu aja."

Minggu, 04 Januari 2015

Penutup Manis Akhir Tahun

Hai. Selamat gini hari. Gak kerasa, ya, ternyata 2014 udah abis. Dan buat menutup 2014 dengan manis, saya mencoba ngelakuin hal baru yang belum pernah saya lakuin. Apa itu?

Touring.

Saya menyebutnya manis sebab saya tak pernah melakukan sebelumnya. Selain itu melakukan ini bukan dengan mereka-mereka (TELKOM, SKI 2014, atau EBC).

Perjalanan ini dimulai hari jum'at tanggal 26 Desember 2014. Berangkat dari rumah, kemudian saya berlanjut ke Terminal Bungurasih, Sidoarjo. Ah, terminal. Kamu tahu? Baru kali ini saya naik bus sendirian dan untuk perjalanan yang cukup jauh pula. Ha ha. Terkadang lucu juga, umur sudah menginjak 21 tahun tapi naik bus sendirian belum pernah saya lakukan. Dan, yeay! Tahun 2014 saya bisa melakukan itu. Ha ha ha.

Oke, cukup. Lupakan naik bus sendirian di umur yang sudah menua seperti ini. Ah, cukup memalukan untuk saya melakukan kejujuran yang seperti itu. Ha ha.

Menunggu dari jam 07.00, akhirnya saya baru mendapat bus Panda jam 08.15. Sengaja saya memilih bus itu padahal bus lain tujuan Madiun sebenarnya amat banyak. Mengapa? Karena saya ingin menikmati semua perjalanan ini. Walaupun terkadang menunggu itu menjemukan bagi sebagian orang.

Sekitar jam 08.30, bus mulai meninggalkan pangkalan. Perjalanan cukup melelahkan pun dimulai. Macet bukan hal baru lagi di hari libur seperti ini. Yang bisa dilakukan di bus hanya duduk, duduk, dan duduk. Beruntunglah karena tak berdiri. Akhirnya jam 13.00 sampailah di Kota Madiun. Hampir 5 jam dihabiskan untuk perjalanan ini, padahal normal perjalanan Surabaya-Madiun sekitar 3-4 jam saja.

Sampai di sana, mampir bentar mendamaikan perut yang keroncongan dan menghabiskan senja di rumah saja. Malamnya, barulah menjelajah Kota Madiun. Saya suka malam, udara malam, dan sejenisnya itu. Sehingga saya tak mau menyia-nyiakan kesempatan manis itu. Mencoba angkringan yang ada, salah satunya. Selesai itu saya mengistirahatkan badan sebab esok harus menempuh perjalanan lagi ke Pacitan dan Ponorogo.

Sabtu, 27 Desember 2014

Kami memulai perjalanan jam 7 pagi dari Metesih, Jiwan, Madiun. Pacitan adalah tujuan utama kami, tepatnya pantai Klayar. Janji sudah kami susun dengan rapih, yaitu bertemu dengan beberapa teman kuliah di pantai yang berdekatan dengan Wonogiri, Jawa Tengah.

Matahari jam 7 pagi. Perjalanan dimulai

Sabtu, 03 Januari 2015

Buku yang Dibaca di 2014

Berikut adalah buku-buku yang pernah saya baca. Sangat sedikit, memang. Tapi, ya, lumayanlah buat mahaiswa kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat) macam saya. Ha ha.

Berdasarkan statistik Goodreads hanya segini yang saya baca. Mm, mungkin ada beberapa yang lupa saya cantumkan. Semoga di tahun ini kecatet semua, ya. Dari buku apa aja yang saya baca sama duit buat beli buku-buku. He he.


Last Minutte in Manhattan - Yoana Dianika
Barcelona Te Amo - Kireina Enno
Swiss - Alvi Syahrin
Tokyo - Sefryana Khairil
Kata Hati - Bernard Batubara
99 Cahaya di Langit Eropa - Hanum Salsabiela Rais
The Hunger Games - Suzanne Collins
Catching Fire - Suzanne Collins
1Q84 - Haruki Murakami
Before Us - Robin Wijaya
Bumi Cinta - Habiburrahman El-Shirazy
Mockingjay - Suzanne Collins
Surat Untuk Ruth - Bernard Batubara
Bumi -Tere Liye
Bulan Terbelah di Langit Eropa -  Hanum Salsabiela Rais
Negeri Van Oranje - Wahyuningrat
Athena - Erlin Natawiria
My Idiot Brother - Agnes Davonar

Semua buku ini hanya berjumlah 6599 halaman. Sangat sedikit dan mengecewakan. Hanya 18 buku dan target saya tak tercapai.

Semoga lebih baik lagi di tahun 2015. Semangat!