Laman

Sabtu, 25 Oktober 2014

Selarik Kisah untuk Kamu, Masa Remajaku

Dokumentasi Pribadi
Suatu ketika aku dan kamu pernah membuat sebuah janji. Perjanjian yang tak disampaikan secara langsung maupun tertulis. Tapi karena janji itu, aku dan kamu sempat memaknai waktu bersama, berdua. Kebahagiaan yang sangat sederhana untuk dua orang yang sangat berharga.

Nyanyian bersama ingin menciptakan cerita hidup yang tidak biasa bagi sebagian orang. Menginginkan untuk menciptakan kehidupan berdua yang begitu menyenangkan. Kelak, beberapa tahun kemudian. Inginnya seperti demikian.

Kamu ke kanan, aku mengikutimu.

Kamu ke kiri, aku pun mengikutimu.

Kemanapun arahmu beranjak, pasti aku di belakangmu.

Apa aku kecewa dengan hal-hal yang pernah aku perjuangkan untukmu? Sedikit. Ah, sebentar. Akan aku jelaskan.

Ini bukan perihal ikhlas atau tak ikhlas. Bukan pula perihal cinta atau tak cinta. Bukan juga perihal aku memilihmu dan kamu memilihku. Wajar bukan jika seseorang mengalami kekecewaan terhadap apa atau siapa yang memang mengecewakannya? Tak seperti ekspektasi yang diinginkan. Atau mungkin tidak sebanding dengan apa atau siapa yang sudah diperjuangkan.

Kamu memanglah tetap kamu yang tak akan pernah berubah karena adanya aku. Tak perlulah aku bermimpi yang indah, jika kamu masih bersama dalam kehidupanku setiap harinya. Masih ada senyum itu yang melekat pada bibir merahmu. Masih ada gelak tawa yang mampu menyebarkan tawa.