“Kadang
pertemuan pertama adalah awal dari sebuah perpisahan.”
-Senja, GOR Premier-
“Hei La, aku panggilin Yoda ya?”
Tawarnya kala itu dengan sebuah cengiran.
“Engga deh, makasih. Aku Cuma
mau nemenin dia buat ketemu sama kamu.” Jawabnya sambil menunjuk ke arah kiri,
Cindy.
“Beneran nih? Kebetulan dia
sekarang lagi latihan. Jarang-jarang bisa ketemu sama atlet terkenal kayak dia
lho.”
“Beneran gak usah. Kapan-kapan
kan juga pasti bisa ketemu lagi. Aku juga gak mau ganggu dia latihan.” Ujarnya
walau dalam hati sebenarnya dia sangat mengharap calon pertemuan pertama itu.
Sudah hampir satu tahun Cindy berkenalan
dengan cowok yang bernama Yoda itu. Dan, sudah hampir 3 bulan ini dia memiliki
perasaan yang tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata yang biasa. Walaupun
mereka belum pernah bertemu,Cindy meresa sangat cocok dengan cowok berbadan
tegap dan tinggi itu. Dia baik, dia perhatian, dia pintar memainkan
shuttlecock, dan dia segalanya.
Dia menolak dipertemukan bukan
karena dia tak mau bertemu. Melainkan karena dia tak mau pertemuan pertama itu
akan berujung pada perpisahan. Ketakutan itu selalu menghantui dirinya.
Detik demi detik tetap mereka
lalui bersama handphone di tangan masing-masing. Ya, hanya benda mati itulah
yang dapat mereka gunakan untuk saling berbagi satu sama lain.