Bagai senja yang lahir di pelupuk mata, aku
menyukaimu seperti itu. Bagai senja yang beranjak menjadi pekat, ketakutanku
seperti itu. Menjadi gelap. Menjadi kelam. Dan tercipta jarak. Jauh. Amat jauh.
Hitam. Dan amat hitam. Kemudian lari terbirit-birit meninggalkan kegembiraan.
Tak mau mendekat karena takut. Tapi juga tak
berani menjauh karena ketakutan yang sama. Seperti pohon kering yang tak mau
beranjak untuk segera mati dan menggugurkan rantingnya atau layaknya pohon
kering yang enggan untuk diramaikan kehidupannya dengan dedaunan lagi. Mau jatuh
tak mau. Mau berdiri pun tak yakin. Ketakutan yang memuncak. Keberanian yang
acap kali enggan untuk didirikan.
Dasar manusia! Tak yakin dengan dirinya sendiri. Maunya
berjuang sekenanya. Maunya berkeinginan tinggi tapi tak mau merugi. Katanya mau
berjuang tapi ada risiko tepat di depannya lalu mengundurkan diri. Maunya apa? Hidup
tak mau. Mati pun enggan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.
And thanks for your visiting! :)