Laman

Jumat, 16 Oktober 2015

Nyampah Itu Gak OK

Hai. Apa kabar kamu hari ini? Alhamdulillah, setelah lebih dari 1 bulan, hari ini saya mencoba memanfaatkan waktu yang ada buat nge-blog sebentar. Sama seperti sebelumnya, saya mencoba sharing mengenai kegiatan-kegiatan saya. Maunya nulis fiksi lagi tapi kok ya masih belum ada waktu buat "mikir". Next time semoga sempat, ya. Hehe

Beberapa waktu yang lalu, HiLo Green Community Surabaya mendapat kesempatan untuk bertemu dengan komunitas-komunitas yang ada di Surabaya. Kegiatan ini diadain sama "Sobat Bumi Surabaya" bertemakan "REMOVE" atau Resik-resik Mangrove. Hm, resik-resik mangrove? Kira-kira apa yang teman-teman pikirkan? Bersih-bersih mangrove? Jelas. Tapi gimana caranya? Pakek sapu? Di darat apa laut, ya? Bukan, bersih-bersihnya pakek tangan, bukan sapu. Soalnya bukan bersih-bersih debu. Tapi kita "nyampah". Resik-resik ini dilakuin di pesisir mangrove Wonorejo. Kurang lebih ada 10 komunitas yang terlibat di acara ini. Bersih-bersih mangrove dilakuin sekitar 2 jam. Dan tau berapa sampah yang didapat? Banyak banget! Parah! Trash bag dan karung sebanyak 20 biji gak bakal muat buat ngangkut sampah segitu banyaknya ke daratan.

Sangat disayangkan.

Pertama, sampah yang dibuang banyak gak ada habisnya. Sekalipun bersih-bersih dari pagi sampai sore, mungkin gak bakal kelar juga. Karena sampah itu datang lagi dan datang lagi. Siapa yang bisa merubah ini? Tiap orang. Semua orang. Asalkan mereka masih memiliki kesadaran. Asal mereka masih memiliki otak yang bisa buat mikir. Sungguh rasanya gemes banget!

Kedua, sampah ini gak berasal dari sampah rumah tangga aja tapi juga sampah industri. Macem sampah di sini ada apa aja? Ada kayu berpaku, ada sampah milik wanita, popok bayi, plastik-plastik gak jelas, baju, celana, sandal bekas, cetakan sandal (yang tentunya punya industri yang kayaknya gak punya otak). Heran juga kenapa mereka buang kayak gitu ke sungai yang akhirnya bermuara ke laut? Apa mereka gak sempet atau malah gak bisa mikir kalau sampah-sampah itu bisa ganggu ekosistem di laut? Apa mereka gak mikir binatang bisa mati gara-gara makan sampah mereka? Yang paling bikin geregetan itu, ya, sampah industri itu. Bukannya industri punya peraturan mengenai limbah, ya? Tapi mengapa kejadian kayak gini masih ada aja? Sejak dulu tiap kali bersih-bersih pesisir ada sampah industri ini. Sekarang bersih-bersih lagi, sampah itu ada lagi. Gak bosen buang sampah ke laut?

Sebagian hasil nyampah
Ah, sorry. Kebawa emosi banget. Habis gemes banget sama mereka. Kasihan kan hewan-hewan bahkan tumbuhan yang di laut? Tumbuhan kalau kena sampah plastik bisa mati, lho. Jadi kalau hewan makan plastik gimana? Bisa mati juga kan?

FYI, guys. National Geographic merilis artikel yang menyatakan Indonesia masuk 10 besar negara yang berkontribusi sampah plastik di laut. Ini PRESTASI? Bukan! Ini malu-maluin. Dan Indonesia memiliki lingkaran terbesar kedua setelah Tiongkok dengan akumulasi 5 juta ton di tahun 2010. Coba tiap orang sadar akan bahaya sampah, sadar akan dampak sampah plastik, Indonesia pasti bakal lebih baik lagi. Kita akan tetap menikmati gunung dan laut sebagaimana mestinya. Kalian yang demen selancar gak bakal selancar sama sampah. Kalian yang demen renang di laut gak bakal ditemenin sama sampah. Pikirkan lagi, guys! Sampah itu bahaya! Masih mau kan hidup di bumi kita tercinta?

Penghasil Sampah. Miris! Sumber: CNN Indonesia

Mau besok berenang dan mandi bareng sampah? Sumber: google

Sumber: google
Mari mulai kebiasaan baik ini mulai dari diri kita sendiri. Lalu ingatkan teman di kanan kiri kamu. Bisa juga kamu ikutan komunitas lingkungan di kota kamu. Semuanya pasti ada manfaatnya. Kalau kamu buang sampah sembarang, sih, gak bakal ada manfaatnya. Dan mari melakukan aksi untuk masa depan bumi yang lebih baik!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)