Laman

Rabu, 24 Desember 2014

Perihal Rindu

Hai.
Selamat malam, Tuan.

Bagaimana harimu pagi hingga malam ini? Menyenangkan bukan? Ah, ataukah kamu lelah (lagi) dengan semua kepenatan kegiatan-kegiatanmu? Santai saja, Tuan. Ketika kamu lelah, aku siap menimangmu hingga kamu terlelap dalam kepulasan. Membuatmu bermimpi indah untuk esok yang lebih bahagia.

Tuan, temu yang kita nanti sepanjang malam akhirnya berdamai dipersatukan oleh rindu. Sebagai pengobat dalam jiwa untuk masing-masing diantara kita berdua. Barangkali hari bisa kuhabiskan bersamamu selalu, aku hanya ingin membuatmu bahagia tanpa henti. Dan herannya, mengapa rinduku tak pernah habis untukmu. Mengapa demikian, ya, Tuan? Apakah kamu sudah menjadi candu yang tak mau kumusnahkan?

Hm, Tuan. Bagiku sebuah temu sebenarnya tak cukup. Tak cukup sekali atau bahkan dua kali. Rindu ini tak akan pernah ku selesaikan. Bahkan aku tak mau menyelesaikannya. Sebab denganmu adalah indah. Bersamamu adalah suka. Kedatanganmu adalah penantianku.


Maaf, Tuan.
Aku tak bisa menahan diri untuk tak merindukanmu.
Semua ini terjadi begitu saja tanpa mau ku berhentikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)