Semua bermula
begitu saja tanpa keinginan yang pasti dari dalam diriku sendiri. Merambat
sebagai cerita pahit yang tak ada habisnya. Begitu menyesakkan dan masih belum
menjadi sebuah kenikmatan yang pasti. Tak mau pergi apalagi bertahan. Lalu apa?
Sampai saat
ini aku masih belum tahu. Bertahankah atau berlarikah? Apakah jawaban itu
berada di kamu?
Sebenarnya sudah
lama semua perasaan yang tak pasti ini mulai memenuhi setiap sudut dalam hati
dan tak pernah terabaikan di setiap inci sel syaraf yang ada. Aku tak mau
menyesali semua kerinduan yang kamu ciptakan. Membuatku bertekuk lutut pada
perasaan dan hal yang tak pasti. Membuatku menutup mata akan orang lain selain
kamu, yang mampu membuatku tetap ada untuk memandangmu. Jadi apakah benar
ternyata aku masih bertahan dan bukan berdiri?
Mungkin semua
ini bermula dari sebuah kebiasaan yang tak kunjung habis. Kebiasaan itu semakin
lama malah semakin bertambah. Sayangnya kebiasaan juga masih tak mampu untuk
mengubah garis cerita yang ada. Jadi apa yang harus ku perbuat? Tetap memandang
kearahmu tapi tetap tak mampu untuk mendekat?
Dalam setiap
cerita selalu ada pertanda. Aku masih percaya akan hal itu. Dan apakah pertanda
itu ada untuk aku atau mungkin untuk kita?
Apa mungkin
aku terbilang tolol untuk ukuran manusia sedewasa ini? Dewasa atau tidak
sepertinya bukan takaran untuk seseorang agar tak dikatakan tolol karena sebuah
perasaan. Rasa seperti ini memang akan membuat orang menjadi aneh. Tidak bahagia
tapi juga tidak ada rasa sedih. Kemudian apa?
“Jika
memang kamu yakin. Bertahanlah!”
“Keinginanmu
tak jauh berbeda denganku.”
“Lalu apa
yang membuatmu tetap limbung?”
“Aku masih
belum begitu yakin. Aku takut pada akhirnya harapanku tak akan terwujud.”
“Aku hanya
tak ingin kecewa. Aku takut untuk menumbuhkan perasaan ini lagi. Takut akan
lebih menyakitkan jika pada akhirnya semua akan berakhir,”lanjutku.
“Semua
keputusan baik atau buruk selalu ada resikonya. Ada baiknya kamu memutuskan
untuk bertahan atau berhenti.”
“Sepertinya
aku akan memilih untuk bertahan. Tapi hanya bertahan. Aku tak akan bergerak
untuk mengejarnya. Tapi juga tak berlari untuk menjauhinya. Biarkan cerita ini
mengalir dengan sendirinya.”