Perjalanan ini sungguh
membuatnya lelah. Sebelumnya tak pernah terbayangkan dia akan berjalan sejauh ini.
Sebelumnya tak ada kata berlari dan mengejar yang baru, yang ada hanya
bertahan. Bertahan mencintai secara diam-diam. Bertahan menyimpan kekaguman
yang teramat sangat hingga waktu yang tak bisa ditentukan. Tanpa sadar, dia
memperhatikan kamu. Garis wajahmu, senyumanmu, tawa candamu, sifat cuekmu yang
mampu dia terima dengan baik. Dalam diam dia mendamba kamu, yang teramat dekat
dengannya namun belum bisa terjamah olehnya.
Saat ini dia masih berjalan.
Ditemani embun yang menetes bersama daun. Ditemani bayang-bayang pada tengah
hari. Juga ternyata ditemani cahaya jingga di ujung barat. Dan ternyata juga ada
ribuan cahaya kecil di langit, yang dalam diam cahaya-cahaya itu ada untuknya. Mereka
menemaninya tanpa lelah. Seperti dia berharap kamu, tanpa lelah juga. Dia, menoleh
ke kanan-kiri, siapa tahu ada pemikat hati, yang lebih peka, yang lebih mengerti,
yang mungkin akan seperti kamu. Adakah?
Satu, terlewati. Lebih
mengerti. Lebih memahami. Tapi ada bagian hati yang sepertinya tak terpenuhi,
tak berisi.
Dua, terlewati. Peka. Berkepribadian baik. Lagi-lagi hati itu tetap terasa kosong. Tak sepenuhnya terisi dengan baik.
Tiga, terlewati. Masih tak
ada yang benar-benar memikat hati.
Empat, terlewati.
Lima, juga terlewati.
Begitu seterusnya.
Dia menyerah. Hati tak
pernah berbohong. Hati pasti akan kembali kesana. Ke tempat kamu berada. Walau sekalipun
kamu belum menoleh ke tempatnya mencari bahkan menunggu kamu tanpa jeda, tanpa
kelelahan pasti.
Sejauh melangkah, ternyata
hati kembali pada yang pertama. Ya, kamu memang tak begitu romantis. Tapi sekalinya
kamu romantis, bisa dikatakan berbagai benda di sekitar terasa terbolak-balik. Terasa
ada berbagai kupu-kupu dengan segala bentuk berada di dalam perut. Menggelitik.
Tapi membekas. Kata-kata begitu memberikan efek yang luar biasa. Apalagi jika
perbuatan. Pasti akan dikenang. Seperti kamu yang selalu terkenang dalam memori
otaknya, sekalipun kamu jauh, sekalipun kamu berlari, sekalipun dia berlari
untuk mencari sosok lain, selain kamu.
“Yaudah, aku kesana aja ikut
anak-anak.” Ucapnya kepada beberapa pasang mata di depan.
“Aku temenin.” Begitu
perhatiannya kamu, menggandeng tangannya. Menyeberang jalan dengan disoroti
semburat jingga di Jogjakarta. Senja. Jogjakarta. Mengingatkan kenangan sederhana
tentang kamu dan dia tanpa terlepas dari kata istimewa.
Pernah dia berhenti mencoba
bertahan kala kamu masih diam. Rasanya begitu lelah. Tetapi dibalik kelelahan
itu ternyata ada kesabaran yang luar biasa, untuk menunggu kamu, di belakangmu.
Tentunya tanpa sepengetahuanmu.
Dia tahu. Jika menyimpan
rasa, sepertinya lebih baik rasa itu segera diungkapkan. Tak perlu ditahan
apalagi ditutup-tutupi. Semakin lama rasa itu ditutupi, sesak pasti akan
melanda hati. Membuat gamang. Menjadi sebuah beban tersendiri. Dan takutnya
rasa itu semakin lama malah akan membusuk, tanpa bau. Sehingga tak ada satu
orang pun yang tahu. Kecuali dia. Apalagi Kamu. Tak mungkin tahu.
Takutnya lama kelamaan rasa
itu akan menjadi luka tersendiri bagi pemilik rasa. Ah, apakah itu luka?
Sepertinya bukan. Mungkin lebih tepatnya sebuah kenikmatan tersendiri bagi
pemilik rasa yang tak bisa dibandingkan dengan luka. Tapi bukan tidak mungkin
kenikmatan itu mengarah ke sebuah hal bernama luka. Ya, tidak menutup
kemungkinan.
Hingga saat ini, dia selalu
dan tetap memilih kamu. Walaupun kamu jauh, belum terpeluk olehnya. Dibalik
matamu, ada dia yang selalu berdiri memeluk kamu dari jauh. Tanpa
sepengetahuanmu, dia menjaga kamu. Disebelah kamu. Tanpa sepengetahuan kamu
juga, dia menuntun kamu teramat jauh, ke dalam sebuah lubang bernama kedamaian
hati. Seandainya dia bisa merampasmu dari keadaan ini, mungkin dia tak terlalu
lama dalam merawat kesendirian. Bawa raganya melayang bersama anganmu, bersama
mimpi-mimpimu, suatu saat nanti. Hanya kamu yang ada di pelupuk matanya, yang
ada di alam bawah sadarnya, yang ada dalam setiap nafas dan detak jantungnya.
Hanya kamu. Ketahuilah itu. Untuk kamu, dia mampu bertahan sejauh ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.
And thanks for your visiting! :)