Perjalanan ini sungguh
membuatnya lelah. Sebelumnya tak pernah terbayangkan dia akan berjalan sejauh ini.
Sebelumnya tak ada kata berlari dan mengejar yang baru, yang ada hanya
bertahan. Bertahan mencintai secara diam-diam. Bertahan menyimpan kekaguman
yang teramat sangat hingga waktu yang tak bisa ditentukan. Tanpa sadar, dia
memperhatikan kamu. Garis wajahmu, senyumanmu, tawa candamu, sifat cuekmu yang
mampu dia terima dengan baik. Dalam diam dia mendamba kamu, yang teramat dekat
dengannya namun belum bisa terjamah olehnya.
Saat ini dia masih berjalan.
Ditemani embun yang menetes bersama daun. Ditemani bayang-bayang pada tengah
hari. Juga ternyata ditemani cahaya jingga di ujung barat. Dan ternyata juga ada
ribuan cahaya kecil di langit, yang dalam diam cahaya-cahaya itu ada untuknya. Mereka
menemaninya tanpa lelah. Seperti dia berharap kamu, tanpa lelah juga. Dia, menoleh
ke kanan-kiri, siapa tahu ada pemikat hati, yang lebih peka, yang lebih mengerti,
yang mungkin akan seperti kamu. Adakah?
Satu, terlewati. Lebih
mengerti. Lebih memahami. Tapi ada bagian hati yang sepertinya tak terpenuhi,
tak berisi.