Laman

Kamis, 15 November 2012

Ibu

Pernahkah kalian memimpikan seseorang? Tanpa dijawab pun pasti saya dan semua orang sudah mengetahui. Kalau memimpikan seseorang yang sudah tiada bagaimana? Mungkin hanya sebagian orang yang mengalami seperti itu. Terlebih memimpikan seseorang yang sudah meninggal dan dia tersenyum saat kita melihatnya. Itu yang ku alami dengan mimpi yang sore tadi terlukis.

Beliau tersenyum seperti menyapaku, mengingatkan aku untuk sholat ashar, kebetulan mimpi itu datang sekitar jam 3 sore. Mungkin itu maksud beliau datang ke mimpiku. Sosok yang sangat aku sayangi, yang sangat aku rindukan kehadirannya. Ketegasannya dalam mengambil keputusan adalah hal yang sangat aku sukai. Terlebih saat beliau berbicara "Jangan pernah jawab terserah." Dengan kalimat seperti itu secara tak langsung beliau mengajariku menjadi seseorang yang berprinsip. Dan sampai sekarang pun alhamdulillah selalu aku terapkan.

Terhadap semua orang, beliau sangat ramah. Beliau tak pernah membedakan status sosial. Beliau bisa menempatkan diri dimanapun. Hal tersebut ada dalam diriku, mungkin itu ku dapatkan dari ibu.

Ketegasanku dengannya hampir sama. Antara tegas dan marah susah untuk dibedakan. Mungkin hanya beberapa orang yang tahu, yang sudah dekat dengan kami.

Setiap malam, aku suka ke kamar ibu, mengembalikan HP beliau yang ku gunakan. Melihat beliau apakah sudah tidur atau belum. Meminta tolong beliau untuk membangunkanku di pagi buta. Paginya setelah mandi dan sholat, jadwalku adalah mengantarkan beliau ke Bungurasih. Seringkali aku mengeluh saat mengantarkan beliau. Seharusnya aku tak seperti itu. Pengorbanannya jauh melebihi pengorbanan yang aku berikan untuknya. Beliau tak pernah menunjukkan lelah, sedih, kantuk, atau apapun. Beliau selalu menunjukkan cerianya terhadap kami. Ah, andai sampai sekarang beliau masih disini. Masih menggunakan Blackberry ungu yang sekarang ku pakai, menggunakan batik Sampoerna, membawa tas cokelat saat kerja, berkerudung cokelat, bersepatu hitam. Kenangan tinggallah kenangan. Hal-hal menarik tersebut tak akan pernah terungkap di alam nyata lagi. Cukuplah aku memeluknya dengan do'a-do'a agar beliau tenang disana, agar beliau tak perlu berebut cahaya di liang lahat, agar Allah mengampuni dan mengurangi dosa-dosa beliau. Amin.

Semoga kami bisa mengambil hikmah dari semua ini. Semoga kami bisa mewarisi sifat-sifat beliau yang baik. Menjadikan mimpi-mimpi beliau menjadi realita.

Tidur nyenyak disana ibu. Tersenyumlah disana. Bahagialah disana. Kami selalu mengingatmu, sampai kapanpun tetap mengingatmu. Miss you mom :* You are the best

surat dan bunga pertama untuk ibu
22 desember 2011

dari kiri -ibu,adik-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.

And thanks for your visiting! :)