Kadang kala
saat bumi panas dibutuhkan hujan untuk mendinginkan, untuk menyegarkan, dan
mengharumkan tanah.
Seperti ombak
yang selalu menemani laut dimana pun laut berada. Ombak selalu ada untuk laut. Bagai
langit, selalu ada yang setia terhadapnya. Kala pagi, siang, sore, bahkan
malam. Langit selalu ada yang menemani dan tak pernah merasa sepi. Pagi, siang,
dan sore selalu ada matahari yang mendampinginya. Kala malam langit pun juga
tak sendiri. Ada bulan dan bintang yang tak mau beranjak dari sampingnya. Mereka
saling melengkapi satu sama lain. Satu pun dari mereka tak ada yang mampu untuk
meninggalkan yang lain. Karena apa? Karena mereka sama-sama membutuhkan
sekalipun tanpa diminta.
Seperti sekelompok
orang yang rela menanjaki pegunungan hanya untuk mendapatkan satu keindahan
saja. Ya, satu saja. Mereka rela menjajaki batu-batu besar, rela lelah, rela
membuang keringat hanya untuk melihat matahari terbit. Penuh pengorbanan hanya
untuk mendapatkan satu keindahan.
Seperti kamu,
penikmat senja di tepian pantai. Tiap kali jarum menunjukkan pukul 4 sore, kamu
buru-buru mengayuh sepeda tanpa henti. Kebahagiaan terpancar dari raut wajah
dan lekukan bibirmu. Sesampai di pantai, kamu tak bermain pasir, air laut,
ataupun bermain sepak bola di tepi pantai. Tapi kamu hanya duduk. Diam memandang
ke arah barat. Apa yang kamu lihat? Senja. Kamu rela menunggunya walau kamu
hanya bisa menikmatinya sepersekian detik. Menunggu akan hal sederhana.