Selamat malam, Tuan.
Ya, kamu, Tuan. Tuan penyembuh luka. Tuan pembawa suka.
Ah, Tuan. Tahukah kamu apa yang sebenarnya terjadi? Benar, ternyata kamu mampu menyembuhkan lukaku. Luka lama yang tak mau kering bahkan hingga bernanah ternyata mampu kamu sembuhkan, Tuan.
Ah, ya, Tuan. Aku sedikit ingin bercerita. Tentangmu dan tentang kita. Kini kamu menjadi candu. Aku menunggu sapamu. Berharap di koridor kampus aku mampu menemukanmu. Sepersekian detik tak masalah untukku. Candu akan dirimu tak ingin ku sembuhkan. Sebab aku menikmati ini. Selain itu aku juga menanti. Menanti minggu pagi yang sering kita habiskan bersama. Pun aku juga menikmati ketika kita bertengkar. Bagiku, itu adalah kemesraan yang berbeda. Selain pertengkaran kecil yang sering kita ciptakan, pun aku juga suka dengan kesabaran dan dewasamu. Tapi, aku ingin mengenalmu lebih dari ini, Tuan. Aku ingin mengenalmu seperti kamu mengenal kamu, seperti aku yang mengenal aku.
Malam ini, tidurlah dengan lelap, Tuuan. Jangan buat lelah mengganggu tidur manismu. Esok, aku akan menunggumu. Menunggu waktu untuk dihabiskan, hanya berdua. Aku dan kamu. Cukup itu.
Untuk kamu,
lelaki yang ku sematkan namanya dalam setiap sujud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak sesuai cerita diatas. Semoga bermanfaat.
And thanks for your visiting! :)